BANDUNG- Pramuka Jawa Barat pantas beruntung. Selain dinakhodai istri Gubernur, anggaran hibah dari Provinsi juga bertambah. Bahkan dijanjikan lebih.
Hal itu disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil (RK) saat menutup Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Gerakan Pramuka Jawa Barat di Grand Hotel Preanger Bandung (11/4/21). Acara diikuti peserta dari 27 Kwartir Cabang dan pengurus Kwartir Daerah periode 2020-2025 baik secara dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).
“Alhamdulillah tahun ini hibah Pramuka bertambah dua miliar jadi sembilan miliar. Kebetulan dalam satu frekuensi. Saya ketua Mabida, Kak Atalia ketua Kwarda,” ujar RK yang disambut tepuk tangan peserta Rakerda.
Saat menyampaikan hal itu, Gubernur selaku ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jabar Engkus Sutisna. Atalia Praratya Ridwan Kamil yang menjadi ketua Kwartir Daerah (Kwarda) sejak Oktober 2020 tidak di lokasi Rakerda. Dia berada di ruangan lain dalam acara Jabar Bergerak.
Gubernur berjanji bisa menambah hibah lebih besar lagi. Syaratnya Kwarda Jabar mampu meyakinkan dengan suguhan kegiatan-kegiatan penuh kebermanfaatan bagi masyarakat.
“Bisa ditambah lagi jika saya diyakinkan kehadiran Pramuka membawa kebermanfaatan di tengah masyarakat,” tandasnya.
Di masa Dede Yusuf menjadi ketua Kwarda selama 10 tahun, hibah dari Pemprov Jabar terus mengalami peningkatan dari awalnya cuma Rp 1 miliar. Kemudian naik jadi Rp 3 miliar, Rp 5 miliar, dan terakhir Rp 7 miliar.
Agar Pramuka hadir dan diterima masyarakat, RK minta jajaran pengurus Kwarda mengubah mindset. Jangan pernah berpikir akan kembali ke era sebelum Pandemi. Sebab negara dan komunitas dunia sudah berubah jauh.
“Jangan gunakan cara dan logika-logika sebelum covid. Akselerasi digital kini sudah jadi budaya,” tandas mantab Walikota Bandung ini.
Sebagai Gubernur, RK merasa khawatir dengan masa depan anak muda. Dia tidak ingin kemajuan teknologi menjerumuskan anak muda jadi generasi rebahan. Kaum muda yang jadi korban kecanduan gadget. Oleh karena itu, dia titip supaya Pramuka mengedepankan empat parameter karakter unggulan.
Yakni, prima secara fisik (PQ), cerdas secara intelektual (IQ), matang secara emosional (EQ), dan kuat keyakinan relijius (SQ). “Bedanya Pramuka itu misalnya Tik Tokan dengan cara ngesang, tubuh atletis, dan wajah berseri-seri,” paparnya.
Hal lain yang diingatkan Gubernur adalah pola asuh pendidikan. Dia mengaku sebagai korban pendidikan masa lalu. Yaitu pola asuh yang malu bertanya dan tidak berani mendebat.
“Mau bertanya takut dianggap bodoh. Berdebat dengan senior dianggap tidak sopan. Saya korban pendidikan itu,” jelasnya.
Gerakan Pramuka harus harus terdepan dalam mengubah itu. Peserta didik harus dilatih daya kritis. Sedari dini. Diciptakan banyak bertanya dan mau berdebat. “Dari sana akan lahir generasi baru yang bertanggung jawab. Bukan generasi yang doyan pakai akun palsu dan jadi netizen terjulid di ASEAN,” tandasnya. (R-03)