BANDUNG, WR- Tidak banyak birokrat punya rekam jejak seperti Dedi Taufik. Selain moncer dalam jabatan karier, dia juga dipercaya dua gubernur untuk posisi yang tidak biasa.
Itulah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik Kurohman. Pria kelahiran Bandung, 11 Oktober 1967 ini ditunjuk Gubernur Ridwan Kamil sebagai Penjabat (Pj) Bupati Bandung.
Setidaknya sebulan dia berkantor di Soreang. Tapi posisinya sebagai Pj, Dedi Taufik menjalankan penuh tugas dan wewenang kepala daerah Bandung hingga dilantik Bupati dan Wakil Bupati baru hasil Pilkada 2020.
“Dedi Taufik ini akan bekerja dua sampai tiga minggu kalau tidak ada perubahan. Namun, dalam prinsip kepemimpinan, tidak ada istilah pemimpin panjang atau pendek,” kata Ridwan Kamil saat melantik Pj Bupati Bandung, (9/4/2001).
Dadang M Naser yang menjabat Bupati Bandung selama dua periode berakhir masa tugasnya 17 Februari 2021. Semestinya jabatan Bupati langsung beralih kepada Dadang Supriatna (DS) yang bersama Syahrul Gunawan terpilih pada Pilkada serentak 9 Desember 2020 sebagai bupati dan wakil bupati Bandung.
Pelantikan DS-Syahrul kala itu ditunda karena masih ada gugatan sengketa Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK). Begitu masa jabatan Dadang Naser berakhir, Gubernur lantas menunjuk Pj Sekda Kabupaten Bandung A. Tisna Umaran sebagai Pelaksana harian (Plh) Bupati.
Sekda definitif Kabupaten Bandung belum ada setelah Teddy Kusdiana meninggal dunia. Belakangan, Pj Sekda juga diganti Gubernur Ridwan Kamil dengan ditunjuknya Asep Sukmana, kepala Biro Organisasi Provinsi Jawa Barat.
Praktis, Kabupaten Bandung kini dipimpin dua Pj dari ASN Provinsi Jawa Barat. Yakni Pj Sekda Asep Sukmana dan Pj Bupati Dedi Taufik.
Bukan tanpa alasan RK menunjuk Dedi Taufik menjadi Pj Bupati Bandung. Dia dikenal supel dan pekerja keras. Selain itu punya rekam jejak koordinasi yang baik antara kabupaten/kota dan Pemprov.
Pada 14 Februari 2018, Dedi dilantik Gubernur Jabar Ahmad Heryawan jadi Penjabat sementara (Pjs) Walikota Cirebon karena Walikota Nasrudin Azis cuti kampanye Pilkada.
Statusnya berubah jadi Pj Walikota pada 16 April 2028 setelah masa jabatan Nasrudin Azis berakhir. Jabatan itu diserahkan kembali kepada Walikota definitif setelah pasangan Nasrudin Azis-Eti Herawati dilantik Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 12 Desember 2018.
Praktis, Dedi memiliki rekam jejak tiga jabatan kepala daerah. Yakni Pjs Walikota Cirebon, Pj Walikota Cirebon, dan kini Pj Bupati Bandung.
Pada 2008, saat pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf memimpin Jawa Barat, Dedi masih pejabat eselon III/a. Sebagai kepala bidang di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar.
Pada 2010, doktor administrasi lulusan Unpad ini kariernya menanjak jadi kepala Biro Administrasi Pembangunan pada Setda Jabar. Dua tahun kemudian dipercaya Ahmad Heryawan jadi kepala Dinas Perhubungan. Salah satu “PR” berat Dedi saat itu adalah menuntaskan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka.
Setelah hampir tujuh tahun menjabat kepala Dishub, pada 2019 Gubernur Jabar Ridwan Kamil merotasi Dedi ke posisi baru. Yakni kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Hingga kini.
Saat open bidding jabatan Sekda Jabar pada 2019, nama Dedi Taufik juga jadi perbincangan. Dia masuk tiga besar calon Sekda pengganti Iwa Karniwa yang tersandung korupsi. Dedi Taufik, Yerry Januar, dan Setiawan Wangsaatmaja adalah tiga besar yang lolos.
Presiden Jokowi dalam keputusannya memilih Setiawan yang saat itu menjabat salah satu deputi di Kementerian PAN dan RB jadi Sekda Jabar. Masuknya Dedi Taufik dalam bursa Sekda menjadi indikasi dia satu dari sedikit pejabat birokrasi Pemprov Jabar yang layak diperhitungkan.
Terbukti, selain ditunjuk jadi Pj Bupati Bandung, saat RUPS Tahunan Bank BJB pada 6 April lalu, nama Dedi juga mengejutkan banyak pihak. Dia terpilih menjadi salah satu Komisaris BJB. (R-03)