BANDUNG, WR- Lembaga pelatihan kerja (LPK) Kanira tiba-tiba kedatangan tamu istimewa. Yang datang adalah Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi.
Di lembaga kursus yang beralamat di Jl Ciparay Indah, Desa Sarangmekar, Kecamatan Ciparay, Kab Bandung tersebut Dede bertemu dengan para warga belajar dan pihak pengelola. “Saya ingin tahu apakah di masa pandemi masih ada program kursus-kursus yang diselenggarakan,” katanya.
Lembaga kursus harus tetap eksis dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Termasuk jumlah warga belajar yang dimungkinkan. “Kursus jangan sampai berhenti karena banyak yang memerlukan life skill dan kompetensi masuk kerja,” tandas Dede.
Pemilik LPK Kanira Gatot Prayoga mengaku senang didatangi pimpinan Komisi X DPR. Lembaganya saat ini berkonsentraai pada pelatihan operator komputer, desain grafis, dan menjahit pakaian.
“Alhamdulillah sudah dapat sertifikasi akreditasi dari Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja,” tegas Gatot yang juga aktivis Pramuka ini.
Gatot menamai lembaganya dengan istilah Pramuka yaitu lomba Kanira (kata, seni, dan olahraga). Anak-anaknya juga dinamai dengan sebutan atau istilah dalam kepramukaan seperti Krani, Raimuna, dan Racana.
“Saya mendirikan Kanira pada 2007. Saat itu kursus komputer secara gratis kepada anak-anak sekolah,” ucap Yoga.
Pada 2014 baru ada program pembelajaran mandiri. Dan peserta harus membayar paket pelatihan. “Tapi tetap ada juga yang digratiskan,” kata ketua Hippki (Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia) Kabupaten Bandung ini.
Berbeda dengan lembaga kursus lain, Yoga menerapkan kode etik dan disiplin ala Pramuka di LPK Kanira. Disiplin belajar, disiplin kerja, dan disiplin menyelesaikan program.
“Jika ada lahan dan lapangan sebenarnya saya berpikir juga ada keharusan upacara seperti halnya di Pramuka,” kata Yoga. (R-03)