BANDUNG, WR- Kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kota Bandung pada Jumat-Sabtu lalu benar-benar berkesan. Jadi memorabilia yang bikin orang ikut hanyut merasakan yang dialami ketua umum Partai Demokrat tersebut.
Salah satu yang menguras perasaan adalah ketika AHY mendatangi SMP Negeri 5 Bandung. Sekolah yang bangunannya masih warisan era kolonial itu berada di Jl Sumatera No 40, Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung.
AHY lahir di Bandung pada 10 Agustus 1978 saat ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono bertugas di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung sebagai prajurit Yonif Linud 330/Kostrad Kujang. Pada tahun pelajaran 1991/1992 dan 1992/1993 AHY remaja sekolah di SMPN 5 Kota Bandung.
Berikut tujuh fakta saat AHY napak tilas di sekolah tersebut pada Sabtu, 5 Juni 2021:
- Datang Sambil Gowes Sepeda.
AHY berkunjung ke sekolahnya 30 tahun lalu itu menggunakan uniform naik sepeda bersama istri tercintanya, Annisa Pohan. Keduanya tampak serasi dengan balutan hitam dan rompi biru.
2. Diterima Kepala Sekolah dan Para Guru
Tiba di halaman depan sekolah, AHY diterima Kusmana (kepala SMPN 5 sekaligus guru Bahasa Inggris), Lilis Resniati (wakil kepala sekolah bidang Humas sekaligus guru Bahasa Sunda), Winarni (staf Humas sekaligus guru Keterampilan Jasa-PPKN), dan Cicih Suryawatiningsih (guru Matematika).
Tampak raut bahagia dari wajah dan bahasa tubuh para guru saat menerima AHY. Begitu pun AHY dan Annisa Pohan.
3. Ditemani Sesama Alumni
Dalam kunjungan di pagi hari tersebut, turut serta orang kepercayaan AHY. Setidaknya ada dua alumni SMPN 5 Bandung yang saat ini membantu kerja-kerja politik AHY.
Mereka adalah Rully atau Chairul Yaqin Hidayat (wakil bendahara umum DPP Partai Demokrat), putra mantan Menteri Perindustrian M.S Hidayat. Satu lagi Mira Permatasari (direktur The Yudhoyono Institute).
4. Nengok Ruang Kelas
Publik baru tahu ternyata AHY saat pertama belajar di SMPN 5 Bandung tercatat sebagai siswa kelas 1-H. Penasaran dengan ruang belajarnya 30 tahun lalu, AHY beserta Annisa Pohan menengok ruang kelas tersebut. Kemudian AHY duduk di bangku layaknya siswa yang lagi belajar. Bedanya, kursi belajar saat ini sudah bergaya modern.
“Ternyata ubinnya masih sama, meski ada perubahan di sana sini tapi masih terlihat sama. Luar biasa,” demikian dalam postingan Instagram agusyushoyono bercentang biru pada Senin (7/6/2021).
5. Memukul Lonceng Legenda Sekolah
Zaman dulu tanda pergantian jam belajar dan bubaran sekolah ditandai dengan pukulan lonceng. Lonceng terbuat dari besi baja yang begitu dipukul nyaring minta ampun.
Lonceng yang telah jadi legend itu pula yang menarik perhatian AHY di sekolahnya dulu. Dia mendatangi lokasi lonceng tersebut. Dan masih ada dengan bunyi yang nyaring.
“Konon dulu dibilang senior-senior loncengnya dari jaman Belanda,” ucap AHY.
Dia masih ingat soal perkodean bunyi lonceng. Jika dipukul satu kali, papar AHY, artinya panggilan bagi ketua murid (KM). Pasti ada pesan dari guru untuk disampaikan ke warga kelas.
“Biasanya dulu anak-anak berharap kalau pesannya itu adalah bisa pulang lebih cepat. Hayo siapa yang juga dulu waktu sekolah paling senang kalau bisa pulang lebih cepat,” tanya AHY sembari memunculkan emozi ketawa.
6. Lakukan Jump Shoot Basket
AHY cuma dua tahun belajar di SMPN 5 Bandung. Setelah itu pindah ke SMPN 20 Jakarta Timur karena mengikuti ayahnya berdinas di Ibu Kota.
Walau cuma dua tahun, AHY sangat aktif dalam berorganisasi. Dia termasuk pengurus OSIS menjadi sekretaris bidang 7 yang mengurusi olahraga. Salah satu hobinya adalah bermain basket. Dia malah menjadi kapten tim Basket di sekolah itu.
Saat Napak tilas di sekolah tersebut, AHY kemudian menuju lapangan basket. Dia mencoba jump shoot yang dulu jadi andalannya melesakkan bola ke jaring. “Lumayan lah masih bisa shooting tipis-tipis,” kilahnya.
Lapangan basket itu dulu dipakai untuk upacara setiap Senin. Dan hingga kini tidak berubah.
7. Kerepotan Bahasa Sunda
Walau lahir di Bandung, lingkungan rumah AHY adalah menggunakan Bahasa Jawa. Hal itu sempat membuat repot bagi AHY untuk belajar Basa Sunda yang menjadi mata pelajaran wajib di SMPN 5 Bandung. Dia menyebut sebagai perjuangan ekstra agar mendapat nilai bagus pelajaran tersebut.
Menyadari putra pertamanya “kerepotan” belajar Basa Sunda, Ibu Ani Yudhoyono kala itu mendatangkan guru privat khusus.
“Waktu itu Almarhumah Ibu Ani harus sampai menyewa guru les Bahasa Sunda agar saya bisa mendapatkan nilai bagus. Sekarang lumayan lah bahasa Sunda saya tiasa saeutik-saeutik,” tutur AHY sembari memberi emozi ketawa. (R-03)