BANDUNG, WR- Nostalgia Annisa Pohan saat blusukan di Bandung masih menyisakan cerita menarik. Salah satunya saat mengunjungi panti jompo di Cimahi dan Kota Bandung.
“Dengan tetap menjalankan protokol Covid-19 beberapa hari lalu saya melakukan bakti sosial bersama Srikandi Demokrat di Jawa Barat,” ucap istri ketua umum DPP Partai Demokrat ini seperti ditulis dalam Instragram miliknya, annisayudhoyono.
Baksos pertama dilakukan di Panti Jompo Yayasan Bakti Negara (Yatira) di Kota Cimahi. Panti berisi enam orang jompo ini dikelola Sriatin Mulyati. Seorang pensiunan guru yang bekerja secara mandiri bersama sejumlah relawan dan donatur.
“Luar biasa perjuangan Ibu Sri. Seumur hidupnya didedikasikan untuk membantu sesama,” ucap Annisa. Dalam acara tersebut turut menyertai, antara lain, Sendy Ramania Wurandani Dede Yusuf.
Selain menjadi guru, Sriatin Mulyati juga mendirikan SLB. Kemudian menampung para jompo dan lansia yang kurang beruntung.
“Beliau menangis terharu karena dikunjungi Srikandi Demokrat,” papar mantan presenter berita TV nasional itu.
Salah satu lansia yang diungkap Annisa bernama Mak Isnah. Dia sebatang kara setelah ditinggal kawin suaminya. Satu-satunya anak Mak Isnah telah meninggal. Sementara menantunya tidak mau merawat.
“Tapi tetap semangat dan ingatannya sangat baik. Mak Isnah bahkan bisa nyanyi dengan bahasa Belanda,” paparnya.
Lansia kedua bernama Mak Ida yang masih hobi jahit dan bisa bantu vermak baju tetangga. “Saya dapat rezeki syal karya salah satu nenek di panti,” cerita Annisa penuh bangga.
Keceriaan bertambah karena Srikandi Demokrat membawa sejumlah keperluan warga panti. Seperti daster yang adem, mukena cantik, kaos, dan sembako.
“When women support each other, incredible things happen,” tulis Annisa Pohan.
Dari Cimahi, Annisa dan rombongan blusukan ke Sukajadi dan Astana Anyar, Kota Bandung. Berjalan kaki menyusuri perkampungan lewat jalan dan gang sempit ditemani pengurus RT dan RW setempat.
Sampai tiba di sebuah petak rumah yang ditinggali Mak Acih yang terbaring sakit. Walau hidup sebatang kara, tak ada raut kesedihan. Mak Acih malah memberi semangat kepada Annisa lewat cerita hidupnya di masa muda.
“Selama ini Mak Acih dibantu warga dan pengurus RT secara bergantian. Sungguh luar biasa kekeluargaan di daerah tersebut,” jelas Annisa.
Untuk membantu sesama, lanjutnya, tidak mesti ada pertalian darah dan keluarga. (R-03)