BANDUNG WR- Konferensi Pramuka Asia Pasifik untuk Messenger of Peace (MoP) baru saja digelar. Perhelatan secara virtual tersebut diikuti 500 lebih Pramuka utusan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.
Selama empat hari dilakukan evaluasi dan refleksi MoP yang didirikan 10 tahun lalu untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian. Khususnya oleh kepramukaan di seluruh dunia.
“Alhamdulillah saya diberi kesempatan presentasi MoP dalam konferensi kali ini,” ujar Jaenal Mutaqin atau biasa dipanggil Zeze Guru kepada Warta Rancage, 27/6/2021.
Menurut aktivis Pramuka asal Kabupaten Kuningan, Jabar ini, Konferensi MoP Asia Pasifik digelar selama empat hari. Setiap negara diwakili 15 aktivis dan pengurus kepramukaan.
Program MoP didirikan 10 tahun lalu atas sponsor utama raja Swedia dan raja Arab Saudi. Visi utamanya menyebarkan nilai-nilai perdamaian oleh kalangan kepramukaan di seluruh dunia.
Zeze Guru adalah heores MoP pada 2015. Dia menjadi satu-satunya Pramuka Indonesia yang diundang khusus Raja Karl XVI Gustaf dari Swedia di Arab Saudi. Dia meraih prestasi itu atas jerih payahnya melaksanakan program Scout Journey for Peace (SJFP) 2015-2018. Program menyampaikan pesan-pesan perdamaian oleh sejumlah Pramuka dengan cara naik kereta api di sejumlah kota Indonesia.
Cerita sukses tersebut oleh Zeze Guru dipresentasikan ulang dalam Konferensi MoP Asia Pasifik kemarin, 24-27 Juni 2021. Untuk kawasan ini, Kantor Biro MoP berada di Manila, Filipina.
Akhir konferensi dibentuk Komite Rekomendasi beranggotakan sembilan orang. Dev Raj Khimire dari Nepal sebagai ketua. Zeze Guru menjadi anggota komite mewakili Pramuka Indonesia.
Lainnya, Shujaie Sabria (Afganistan), Nasrin Akhter Tisha (Bangladesh), Kinley Rinchen (Bhutan), Savitri Devi Prasad (Fiji), Kumar Ritesh Agarwal (India), Theodorus Clarence Tessenhsohn (Malaysia), dan Alen Paul Madriaga (Filipina).
“Komite ini membahas sejumlah rekomendasi untuk perbaikan MoP dalam sepuluh tahun ke depan,” kata Zeze. (R-03)