• MUKA
  • SOROT
  • PASAR
  • WISATA
  • MILENIAL
  • LENSA
No Result
View All Result
  • MUKA
  • SOROT
  • PASAR
  • WISATA
  • MILENIAL
  • LENSA
No Result
View All Result
No Result
View All Result
MUKA SOROT PASAR WISATA MILENIAL LENSA

Ridwan Kamil Jelaskan Pentingnya Pancasila kepada Pelajar Jabar

16 July 2021
Ridwan Kamil Jelaskan Pentingnya Pancasila kepada Pelajar Jabar

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri Pembukaan Tahun Ajaran 2021 - 2022 dan PLS bagi Siswa Baru via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (15/7/21). Hms

BANDUNG, WR – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjelaskan betapa pentingnya Pancasila saat menghadiri Pembukaan Tahun Ajaran 2021 – 2022 dan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) bagi Siswa Baru sekaligus Pembinaan Peningkatan Pemahaman Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan serta Pendidikan Kepramukaan via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (15/7/21).

Menurut Gubernur Jabar, Indonesia terdiri dari banyak suku serta bangsa, dan Pancasila merupakan satu janji untuk menyatukan hubungan di antara perbedaan tersebut.

“Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perjanjian atau akad nikah kita namanya Pancasila karena agamanya tidak satu, bahasanya tidak satu, seleranya tidak satu, adatnya tidak satu. Maka supaya rumah ini tidak bubar kita harus menghargai sebuah perjanjian yang namanya Pancasila,” tutur gubernur.

Ridwan Kamil melanjutkan, sila pertama dalam Pancasila mengajarkan kepada masyarakat Indonesia untuk menjadi orang yang baik di dunia dan akhirat.

“Sila pertama tentang Ketuhanan, makanya percuma kita jadi orang baik itu selamatnya di dunia. Kita juga harus ahli ibadah supaya selamatnya tidak hanya di dunia, tapi di akhirat,” urainya.

Masyarakat Indonesia pun, kata Ridwan, diajarkan untuk saling tolong-menolong lewat Pancasila. Hal itu tertuang dalam sila kedua.

“Ada perjanjian kedua bahwa kita ini harus tolong-menolong. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau kita ada orang susah, kita bantu. Ada provinsi yang susah, kita bantu. Kalau ada negara yang lagi susah seperti Palestina, kita bantu karena kita ini bersaudara dalam kemanusiaan,” kata dia.

Selanjutnya, masyarakat Indonesia juga diajarkan untuk menjadi satu yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di mana perintah ini tertuang dalam sila ketiga Pancasila.

“Ketiga kita ini harus satu menjadi NKRI. Kalau jadi negara yang seperti provinsi pakai suku bangsa berarti semua bubar. Seperti dulu ada negara namanya Yugoslavia sekarang bubar karena menjadi negara provinsi Bosnia negara, Serbia negara provinsi, Kroasia dan lain-lain,” ucap Kang Emil.

Lalu, masyarakat Indonesia juga diajarkan mengenai menyelesaikan masalah lewat musyawarah ketika berbeda pendapat. Hal ini tertuang dalam sila keempat Pancasila.

“Kalau ada masalah beda pendapat selesaikan dengan musyawarah. Itulah sila keempat. Tong parasea (Jangan pada ribut). Yang satu army yang satu geng Blackpink tong parasea. Selesaikan dengan musyawarah. Jadi yang satu sepak bolanya Inggris, yang satu Italia, yang penting selesaikan secara musyawarah kalau terjadi perbedaan,” ungkapnya.

Kang Emil mengatakan, sila keempat ini sangat penting karena dalam beberapa waktu belakangan banyak masyarakat yang saling bertengkar. Untuk menghindari pertengkaran, ia pun memberikan sedikit tips kepada para siswa-siswi Jabar.

Para siswa-siswi Jabar, menurut Kang Emil, harus berpikir untuk mencari persamaan antar satu dengan yang lainnya. Karena menurutnya, jika terus mencari-cari perbedaan, pasti akan selalu ada perdebatan tanpa henti.

“Hari-hari ini di handphone itu banyak sekali orang-orang yang mudah bertengkar. Oleh karena itu jangan selalu mencari perbedaan pasti ketemu. Saya laki-laki misalkan, Anda perempuan itu aja sudah beda. Saya Sunda, itu Jawa itu aja udah beda. Saya islam itu kristen itu sudah beda. Kalau dicari perbedaan pasti ketemu. Yang harus dicari itu persamaan,” kata Kang Emil.

“Kita beda Agama tapi Indonesia Raya berarti sama. Oh kita sama agama, beda organisasi, tapi rukun islamnya sama. Jadi, jadilah generasi yang selalu mengedepankan persamaan jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan,” imbuhnya.

Lalu masyarakat Indonesia juga diajarkan untuk berlaku adil. Ajaran ini tertuang dalam sila kelima pancasila. “Terakhir adalah sila kelima bahwa supaya Indonesia tidak runtuh kita tidak boleh kaya-kaya sendiri orang miskin tidak ditolong itulah sila keadilan sosial. Itulah ekonomi yang disebut ekonomi Pancasila,” pungkas Ridwan Kamil.*(R-07)

Share on FacebookShare on Twitter

Berita Terkait . . . Posts

Program KaDieu Geo Dipa Jadi Wadah Edukasi dan Kolaborasi Pengembangan Panas Bumi Berbasis Kearifan Lokal

Program KaDieu Geo Dipa Jadi Wadah Edukasi dan Kolaborasi Pengembangan Panas Bumi Berbasis Kearifan Lokal

9 July 2025
Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, BUMNU Jawa Barat Diresmikan

Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, BUMNU Jawa Barat Diresmikan

29 June 2025
Diskusi Literasi di SDN Cikatul: Tingkatkan Rasa Percaya Diri dan Kemampuan Berpikir Kritis Sejak Dini

Diskusi Literasi di SDN Cikatul: Tingkatkan Rasa Percaya Diri dan Kemampuan Berpikir Kritis Sejak Dini

27 June 2025
Reading Marathon, Nyalakan Lentera Literasi di SDN Lemburawi

Reading Marathon, Nyalakan Lentera Literasi di SDN Lemburawi

27 June 2025

Ridwan Kamil Jelaskan Pentingnya Pancasila kepada Pelajar Jabar

16 July 2021
Ridwan Kamil Jelaskan Pentingnya Pancasila kepada Pelajar Jabar

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri Pembukaan Tahun Ajaran 2021 - 2022 dan PLS bagi Siswa Baru via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (15/7/21). Hms

BANDUNG, WR – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjelaskan betapa pentingnya Pancasila saat menghadiri Pembukaan Tahun Ajaran 2021 – 2022 dan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) bagi Siswa Baru sekaligus Pembinaan Peningkatan Pemahaman Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan serta Pendidikan Kepramukaan via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (15/7/21).

Menurut Gubernur Jabar, Indonesia terdiri dari banyak suku serta bangsa, dan Pancasila merupakan satu janji untuk menyatukan hubungan di antara perbedaan tersebut.

“Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perjanjian atau akad nikah kita namanya Pancasila karena agamanya tidak satu, bahasanya tidak satu, seleranya tidak satu, adatnya tidak satu. Maka supaya rumah ini tidak bubar kita harus menghargai sebuah perjanjian yang namanya Pancasila,” tutur gubernur.

Ridwan Kamil melanjutkan, sila pertama dalam Pancasila mengajarkan kepada masyarakat Indonesia untuk menjadi orang yang baik di dunia dan akhirat.

“Sila pertama tentang Ketuhanan, makanya percuma kita jadi orang baik itu selamatnya di dunia. Kita juga harus ahli ibadah supaya selamatnya tidak hanya di dunia, tapi di akhirat,” urainya.

Masyarakat Indonesia pun, kata Ridwan, diajarkan untuk saling tolong-menolong lewat Pancasila. Hal itu tertuang dalam sila kedua.

“Ada perjanjian kedua bahwa kita ini harus tolong-menolong. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau kita ada orang susah, kita bantu. Ada provinsi yang susah, kita bantu. Kalau ada negara yang lagi susah seperti Palestina, kita bantu karena kita ini bersaudara dalam kemanusiaan,” kata dia.

Selanjutnya, masyarakat Indonesia juga diajarkan untuk menjadi satu yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di mana perintah ini tertuang dalam sila ketiga Pancasila.

“Ketiga kita ini harus satu menjadi NKRI. Kalau jadi negara yang seperti provinsi pakai suku bangsa berarti semua bubar. Seperti dulu ada negara namanya Yugoslavia sekarang bubar karena menjadi negara provinsi Bosnia negara, Serbia negara provinsi, Kroasia dan lain-lain,” ucap Kang Emil.

Lalu, masyarakat Indonesia juga diajarkan mengenai menyelesaikan masalah lewat musyawarah ketika berbeda pendapat. Hal ini tertuang dalam sila keempat Pancasila.

“Kalau ada masalah beda pendapat selesaikan dengan musyawarah. Itulah sila keempat. Tong parasea (Jangan pada ribut). Yang satu army yang satu geng Blackpink tong parasea. Selesaikan dengan musyawarah. Jadi yang satu sepak bolanya Inggris, yang satu Italia, yang penting selesaikan secara musyawarah kalau terjadi perbedaan,” ungkapnya.

Kang Emil mengatakan, sila keempat ini sangat penting karena dalam beberapa waktu belakangan banyak masyarakat yang saling bertengkar. Untuk menghindari pertengkaran, ia pun memberikan sedikit tips kepada para siswa-siswi Jabar.

Para siswa-siswi Jabar, menurut Kang Emil, harus berpikir untuk mencari persamaan antar satu dengan yang lainnya. Karena menurutnya, jika terus mencari-cari perbedaan, pasti akan selalu ada perdebatan tanpa henti.

“Hari-hari ini di handphone itu banyak sekali orang-orang yang mudah bertengkar. Oleh karena itu jangan selalu mencari perbedaan pasti ketemu. Saya laki-laki misalkan, Anda perempuan itu aja sudah beda. Saya Sunda, itu Jawa itu aja udah beda. Saya islam itu kristen itu sudah beda. Kalau dicari perbedaan pasti ketemu. Yang harus dicari itu persamaan,” kata Kang Emil.

“Kita beda Agama tapi Indonesia Raya berarti sama. Oh kita sama agama, beda organisasi, tapi rukun islamnya sama. Jadi, jadilah generasi yang selalu mengedepankan persamaan jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan,” imbuhnya.

Lalu masyarakat Indonesia juga diajarkan untuk berlaku adil. Ajaran ini tertuang dalam sila kelima pancasila. “Terakhir adalah sila kelima bahwa supaya Indonesia tidak runtuh kita tidak boleh kaya-kaya sendiri orang miskin tidak ditolong itulah sila keadilan sosial. Itulah ekonomi yang disebut ekonomi Pancasila,” pungkas Ridwan Kamil.*(R-07)

ShareTweetPin

Berita Terkait . . . Posts

Program KaDieu Geo Dipa Jadi Wadah Edukasi dan Kolaborasi Pengembangan Panas Bumi Berbasis Kearifan Lokal
INDEKS

Program KaDieu Geo Dipa Jadi Wadah Edukasi dan Kolaborasi Pengembangan Panas Bumi Berbasis Kearifan Lokal

9 July 2025
Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, BUMNU Jawa Barat Diresmikan
KESRA

Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, BUMNU Jawa Barat Diresmikan

29 June 2025
Diskusi Literasi di SDN Cikatul: Tingkatkan Rasa Percaya Diri dan Kemampuan Berpikir Kritis Sejak Dini
INDEKS

Diskusi Literasi di SDN Cikatul: Tingkatkan Rasa Percaya Diri dan Kemampuan Berpikir Kritis Sejak Dini

27 June 2025
banner pratani training farm

TERKINI

Program KaDieu Geo Dipa Jadi Wadah Edukasi dan Kolaborasi Pengembangan Panas Bumi Berbasis Kearifan Lokal

9 July 2025

Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, BUMNU Jawa Barat Diresmikan

29 June 2025

Diskusi Literasi di SDN Cikatul: Tingkatkan Rasa Percaya Diri dan Kemampuan Berpikir Kritis Sejak Dini

27 June 2025

Reading Marathon, Nyalakan Lentera Literasi di SDN Lemburawi

27 June 2025

Melek Huruf, Melek Masa Depan: Gerakan Literasi Ubah Wajah Sekolah Dasar

26 June 2025

Readathon: Tumbuhkan Semangat Siswa dalam Literasi, Lepaskan dari Handphone

26 June 2025

Cara Cerdas Prabowo Lakukan Detoksifikasi Kabinet: Tunda Reshuffle

24 June 2025

Aher Merapat ke Dede Yusuf, Kini Sedapil dan Satu Komisi di DPR

24 June 2025

Dipinggirkan Gubernur Dedi Mulyadi, Pesantren Tak Akan Diam

15 June 2025

Komitmen Sukseskan Pengembangan PLTP Patuha Unit 2, Geodipa Gelar Sosialisasi Fase EPC ke Warga Sekitar Proyek

13 June 2025

TERVIRAL

Empat Camilan Khas Bandung Timur Wajib Dicicip

23 March 2022

Tempat Makan Enak di Bandung Selatan

3 February 2022

Padepokan Giri Harja Sukses Cetak Dalang Muda. Inilah Para Penerus Trah Sunarya

28 February 2022

Tak Banyak Tahu…! Dede Yusuf Jajal Perdana Resto Baru Milik Saudagar Muslim Ini

15 November 2022

Anton Suratto Sampaikan Tiga Pesan AHY untuk Demokrat Jawa Barat

15 May 2022
banner pratani training farm
Tentang Kami Balai Redaksi Pedoman Cyber Kerja sama
Follow

Tentang Kami | Balai Redaksi | Pedoman Cyber | Kerja sama

Tentang Kami | Balai Redaksi | Pedoman Cyber | Kerja sama

MUKA

SOROT

  • POLITIK
  • KOTA
  • KESRA
  • SOSIAL

PASAR

  • SEMBAKO
  • EKRAF
  • BISNIS
  • Tentang Kami
  • Balai Redaksi

LENSA

WISATA

  • DESTINASI
  • KULINER
  • BUDAYA

MILENIAL

  • RAGAM
  • HOBI
  • ARENA
  • PENTAS
  • Pedoman Cyber
  • Kerjasama