MARGAHAYU, WR – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna meninjau langsung aliran Sungai Cikahiyangan, Jalan Kopo Sayati, Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Selasa (21/9/21).
Jalan Kopo Sayati, menjadi salah satu daerah langganan banjir ketika musim penghujan tiba. akibat luapan air Sungai Cikahiyangan. Luapan air ke Jalan Dengdek, Kopo, biasanya terjadi akibat aliran sungai tersumbat tumpukan sampah.
“Seperti kondisi saat ini seperti terlihat di aliran sungai Cikahiyangan sampah menumpuk. Jika terjadi hujan apa jadinya, aliran air sungai akan terhambat, sehingga akan meluber ke jalan, dan tentu juga menyebabkan banjir ke rumah warga,” ungkap Bupati Bandung di sela peninjauan.
Dibantu Bandung Bedas Bersih Sehat ( BBBS) Kecamatan Margahayu, maka dilakukan pembersihan dan pengangkutan sampah yang menumpuk di Sungai Cikahiyangan.
Dengan berbagai cara Pemkab Bandung memberikan himbauan kepada masyarakat untuk sadar terhadap lingkungan.
“Saya berharap kepada masyarakat, baik yang ada di wilayah Kecamatan Margahayu maupun di luar Kecamatan Margahayu, tolong jangan buang sampah sembarangan. Apalagi buang di sungai. Akibatnya bisa fatal, terutama banjir. Sebab aliran sungai bisa mandeg karena tumpukan sampah,” kata bupati.
Ia menyerukan untuk bersama-sama bergerak kolektif dan bersinergi dalam menangani permasalahan sampah di Kabupaten Bandung.
Bupati mengungkapkan, terkait Sungai Cikahiyangan sebenarnya merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Sementara untuk Jalan Kopo sendiri berstatus jalan Pemprov Jabar.
“Mungkin Sungai Cikahiyangan ini tidak pernah terurus oleh BBWS. Sehingga nanti kita lihat apakah kondisi ini tetap merupakan kewenangan BBWS ataukah kita melakukan langkah-langkah dengan dibahas bersama BBWS,” ujar Kang DS, sapaan Dadang Supriatna.
Terkait Jalan Kopo Dengdek yang kerap banjir di musim hujan, menurutnya diperlukan rekayasa teknis seperti diperlukannya pembuatan kolam retensi banjir.
“Tiap hujan, Jalan Kopo Dengdek ini jadi langganan banjir. Kurang lebih 500 meter badan jalan biasa terputus akibat luapan air dari Sungai Cikahiyangan,” jelasnya.
Langkah kedua, lanjut Kang DS, juga diperlukan pengerukan untuk Sungai Cikahiyangan, yang melintas di tiga desa yakni Desa Margahayu Tengah, Margahayu Selatan, dan Desa Sayati.
“Nanti bisa dilakukan pengerukan di sepanjang aliran Sungai Cikahiyangan yang melintasi ketiga desa tersebut dengan difasilitasi oleh Camat Margahayu. Dengan begitu, diharapkan nantinya bisa menekan dampak banjir di Margahayu,” ujar Kang DS.
Langkah ketiga, yakni dengan mengembalikan fungsi selokan atau gorong-gorong.”Jangan sampai gorong-gorong ini terganggu atau malah berubah fungsi jadi jalan,” ungkap bupati.*(R-07)