MARGAHAYU, WR – Bupati Bandung Dadang Supriatna unjuk kebolehannya dalam menembak, saat dirinya diminta pihak panitia penyelenggara untuk menjajal senjata api jenis laras panjang.
Dalam kesempatan itu Dadang Supriatna mencoba dua senjata laras panjang, yakni AK-47 dan HK-416.
Para penonton dan peserta kejuaraan menembak ‘Bupati Bandung Championship’ dibikin heboh oleh aksi Dadang Supriatna. Rupanya Dadang Supriatna handal menembak menggunakan senjata laras panjang.
Meskipun tanpa persiapan dan latihan, Dadang Supriatna mampu menembak target yang disiapkan pihak panitia.
Kejuaraan Menembak ‘Bupati Bandung Championship 2021′, yang digagas Persatuan Berburu dan Menembak Indonesia (Perbakin) Kabupaten Bandung, diselenggarakan untuk menjaring bakat dan bibit atlet menembak asal Kabupaten Bandung.
“Kita ikutsertakan peserta anak-anak, yaitu tingkat SMP dan SMA. Kita gali potensinya, karena nantinya mereka merupakan cikal bakal atlet andalan kita,” ucap Bupati Bandung Dadang Supriatna saat penutupan yang digelar di Lapang Tembak Denma Mako Korpaskhas Lanud Sulaiman, Margahayu, Minggu (26/9/21).
Kompetisi yang telah berlangsung sejak Sabtu (25/9/21) itu, dalam pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sebanyak 450 peserta melakukan pendaftaran secara online, untuk mengikuti kejuaraan nomor pistol, senapan, High Power Rifle (HPR), tembak reaksi dan metsil. Ajang yang terbuka untuk umum itu pun bahkan menarik minat peserta dari luar Jawa.
Bagi para juara di semua nomor yang dilombakan, tutur bupati, mendapatkan hadiah uang pembinaan berjumlah total sekitar Rp.100 juta.
“Pembinaan tentu sangat penting untuk mendorong peningkatan kemampuan atlet, agar nantinya bisa bersaing di level kompetisi yang lebih tinggi. Karena cabor (cabang olahraga) menembak ini juga diperlombakan di ajang Porda, PON, Sea Games, Asian Games dan juga Olimpiade,” tutur Bupati Bandung.
Tidak hanya menembak, kata bupati, Pemkab Bandung juga menyediakan fasilitas untuk pembinaan cabor lainnya . Karena menurutnya, semua cabor memiliki peluang untuk mendulang prestasi.
“Di bawah koordinasi KONI, semua cabor punya peluang, untuk pembinaan kita anggarkan setiap tahunnya,” ungkap Dadang Supriatna.
Sebagai cabor yang memerlukan konsentrasi, kecermatan dan stamina, menembak menuntut kematangan intelektual dan sosial. Karena alat yang digunakan tergolong berbahaya.
Selain melalui regulasi ketat, cabor ini membutuhkan kedewasaan dalam bersikap dan bertindak, latihan konsisten dan berkesinambungan, serta memupuk hubungan baik dengan lingkungan sekitar.
“Pecinta cabor ini memang belum banyak. Ini menjadi PR bagi Perbakin untuk mensosialisasikan olahraga ini,” ujar Kang DS, sapaan bupati.
Terutama kepada masyarakat yang punya senapan angin, agar tidak menjadikan burung atau hewan lainnya sebagai sasaran.
“Perbakin harus bisa merangkul untuk menyalurkan hobi mereka melalui kejuaraan, dengan berlatih menembak sasaran,” kata Kang DS.*(R-07)