BANDUNG, WR- Ada sekolah baru yang benar-benar disiapkan out of the box. Bangunan sekolahnya saja tampak dari depan mirip sebuah showroom mobil.
Apalagi terpajang supercar berwarna cerah. “Memang kita siapkan agar para lulusannya kelak bisa membeli mobil mewah seperti Ferrari atau Lamborgini,” ucap CEO SMP Skye Digipreneur Agus Gandara.
Lokasi sekolah tersebut berada di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Tepatnya di Jalan Walini, Desa Bojongloa. Bukan di jalan raya. Tapi di sebuah perkampungan kawasan industri Rancaekek.
Sabtu, 16 Oktober 2021, sekolah itu dikunjungi Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi. Saat itu bersamaan dengan agenda reses wakil rakyat dari dapil Jabar II ini.
Sekolahnya berbasis SMP dan SMK. Konsepnya adalah pendidikan untuk menyiapkan para pengusaha. Kepala sekolahnya disebut CEO (chief executive officer). Para guru dipanggil coach atau pelatih.
Ruang belajarnya benar-benar berbeda. Jangan bayangkan ruang kelas seperti sekolah pada umumnya. Bahkan konsep kampus merdeka pun kalah dari sarana belajar sekolah ini.
Sudah pasti ruang kelas ada mesin pendingin (AC). Dindingnya kaca layaknya ruang pamer mobil atau perkantoran modern. Kemudian meja belajarnya ada model sofa dan working group.
Model sofa akan bikin anak didik terasa nyaman. Kursi empuk, meja bundar mirip lesehan, dan pendingin AC. Meja konsep working group akan mendorong anak didik terbiasa bekerja sama dan kolaborasi.
“Kita konsepnya agar anak merasa hommy. Karena kreativitas anak akan bangkit kalau merasa belajar seperti di rumah yang nyaman,” jelas CEO SMP Skye Digipreneur Asep Risnandar.
Anak didik bisa berpindah-pindah kelas. Bisa merasakan model lesehan di sofa empuk atau model meja working group. “Bahasa Inggris menjadi menu wajib dalam pembelajaran,” tegas Asep.
Asep sebenarnya lulusan FH Unpad. Sempat mengajar di sebuah SMK konvensional. Dia berubah pola pikirnya karena menginginkan sebuah sekolah yang benar-benar menghasilkan lulusan yang sesuai era industri 4.0.
“Saya ingin kelak para lulusan jadi pengusaha soleh dan solehah yang membeli mobil Rubicon seperti membeli pisang goreng,” tegasnya.
Sekolah tersebut kebetulan di bawah Yayasan Skye Media Cipta Teknologi. Ketuanya seorang wanita cantik kaya raya asal Garut bernama Ajeng Komala.
“Hampir dua tahun saya bertempur ide bagaimana sekolah yang harus didirikan ini,” jelas Asep. Akhirnya terwujud dan tahun ini sudah menerima siswa angkatan pertama.
Bocoran sedikit, tiga bulan pertama peserta didik akan belajar soal adab (ethic learning). Sebab konsepnya adab sebelum ilmu. Adab yang baik akan membuka jalan silaturahmi dan kolaborasi.
Akan diajarkan praktik mencari klien dan mitra usaha. Lalu dikelompokkan menjadi seolah perusahaan. “Mereka akan terbiasa bagaimana jadi seorang CEO perusahaan,” tandasnya.
Dede Yusuf mengaku geleng-geleng kepala dengan konsep dan praktik belajar di sekolah tersebut. Dia menyebut sudah mengarah kepada konsep merdeka belajar.
“Konsep ideal yang diminta Mas Menteri (Nadiem Makarim) kurang lebih seperti ini,” kata politikus Partai Demokrat ini.
Mantan wakil gubernur Jabar ini minta sekolah tersebut terus berkembang. Sehingga lulusannya kelak benar-benar jadi pengusaha berbasis digital.
“Sebagai konsep baru ini sudah bagus banget. Tinggal kita lihat nanti output-nya,” ucap Dede. Jika nanti terwujud, Dede tak ragu akan membawa konsep pembelajaran Skye Digipreneur ke DPR. (R-03)