BANDUNG, WR- Tidak banyak ASN (aparatur sipil negara) yang produktif menulis buku. Apalagi dia pejabat struktural yang kesehariannya melayani pimpinan dan masyarakat.
Berbeda dengan R. Iip Hidajat. Kepala Badan Kesbangpol Jabar ini ternyata telah menghasilkan enam buku. Dua di antaranya sudah masuk ISBN (International Standard Book Number).
Yang terbaru, AKAR, Model Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal malah mendapatkan HKI (hak kekayaan intelektual) nomor: 000269197.
“Buku terbaru ini saya riset termasuk dari naskah kuno. Makin tergugah saat kursus singkat kepemimpinan di Prancis,” ujar Iip Hidajat kepada Warta Rancage di kantornya (18/10/2021).
Pejabat eselon II Pemprov Jabar ini mengaku bersyukur pernah menuntut ilmu di Prancis. Tepatnya Summer School di Grenoble University. Tapi dia sempat kaget karena dosennya menyebut percuma belajar kepemimpinan hingga luar negeri.
“Sudah bayar mahal-mahal dan kuliah serius di Prancis. Eh…. dosen saya bilang tidak ada gunanya,” ungkap pria kelahiran Bandung, 15 Desember 1964.
Dibilang percuma karena konsep dan teori kepemimpinan yang.didapat dari luar negeri belum tentu cocok diterapkan di Indonesia. Nilai-nilai kepemimpinan lokal justru banyak tersebar di Nusantara. Salah satunya di Jawa Barat.
Dari sanalah Iip lantas riset kepemimpinan lokal Sunda. Pilihannya jatuh model kepemimpinan Prabu Siliwangi yang berakar dalam masyarakat Sunda. Intisarinya dia bikin akronim AKAR.
Yakni, adil linuhung/adiluhung (berbudi halus dan ramah), kharismatik (sopan/dekat dengan rakyat), atikan (berpendidikan, visioner, dan solutif), dan rancingeus (cakap).
“Konsep kepemimpinan tersebut telah diterapkan oleh para karuhun yang ternyata berhasil membawa kejayaan dan kesejahteraan bagi rakyatnya,” ucap Iip.
Iip dikenal sebagai salah satu peletak dasar keprotokolan di Gerakan Pramuka Jawa Barat. Dia juga menulis buku bertajuk Ajudan, Setia dan Pemberani. Saat ini tercatat sebagai ketua Komisi Humas dan Media Informasi Kwarda Jabar di bawah pimpinan Atalia Praratya Ridwan Kamil.
Kini, doktor jebolan Ilmu Pemerintahan Unpad ini lagi giat sosialisasi kepemimpinan AKAR. Dimulai dari kantornya. Berharap suatu saat jadi materi pokok dalam diklat-diklat bagi ASN.
“Saya akan coba sharing juga di lingkungan Gerakan Pramuka Jabar,” ucap ayah empat anak hasil pernikahannya dengan Susi Widyawati.
Kursus dan pelatihan baik di lingkungan ASN atau Gerakan Pramuka bisa menerapkan model AKAR. “Saya ambil contoh konsep kharismatik. Itu sebenarnya terkait integritas sehingga yang diucapkan sama dengan yang dilakukan,” paparnya.
Dan, semua orang sebenarnya bisa meraihnya. Di level berbeda, tempat kerja, dan organisasi masing-masing.
Iip sebelum meraih jabatan eselon II, beragam penugasan dilakoninya. Sekitar 14 tahun jadi ajudan di lingkungan Kanwil/Dinas Pendidikan.
Jebolan S1 dan S2 IKIP Bandung (kini UPI) lantas masuk lingkaran Gedung Sate. Mulai jadi Kabag Humas (2010-2012), Kabag Rumah Tangga (2012-2013), hingga jadi sekretaris BKD (Badan Kepegawaian Daerah).
Promosi ke eselon II saat menjabat kepala Biro Umum Setda Jabar (2019-2020). Kemudian dari Juni tahun lalu geser jadi kepala Badan Kesbangpol Jabar.
“Sebagai kepala Kesbangpol saya juga ex offocio jadi sekretaris di forum intelejen daerah. Di situ ada keasyikan tersendiri dalam memotret kehidupan masyarakat,” tegas Iip. (R-03)