CIWIDEY, WR – Penerapan PPKM Level 3 di Kabupaten Bandung berdampak penurunan jumlah wisatawan di wilayah Rancabali dan Ciwidey hingga mencapai 60 persen.
Dari pantauan di lapangan, sejumlah objek wisata di kawasan Ciwidey dan Rancabali tidak sepadat libur akhir pekan biasanya, sebelum penerapan PPKM level 3.
Seperti di salah satu objek wisata Pinisi Resto Glamping Lake Side, Rancabali, Kabupaten Bandung. Kepadatan wisatawan tak terlihat seperti biasanya.
Menurut Pengelola Pinisi Resto Glamping Lake Side, Rida Hamdani, Penurunan wisatawan yang berkunjung selama masa PPKM level 3 ini hampir sebanyak 50 hingga 60 persen.
“Banyak wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke pinisi resto serta menginap di glamping lake side, karena adanya penyekatan ganjil genap di sejumlah pintu masuk ke wilayah kabupaten Bandung.” Ujar Rida.
Selain kawasan wisata Glamping Lake Side, hal serupa pun terjadi di wisata Ecopark Curug Tilu, Rancabali Kabupaten Bandung.
Wisata Ecopark Curug Tilu yang menyajikan wisata alam Curug atau air terjun buatan serta wahana penginapan atau camping pun mengalami penurunan wisatawan sebesar 50 persen.
Pengelola Ecopark Curug Tilu, Andri menegaskan, Penurunan wisatawan ini dikarenakan banyak yang membatalkan kunjungan serta re schedule atau penjadwalan ulang kunjungan nya.
Padahal selama pandemi COVID 19, pihak wisata Ecopark Curug Tilu selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dari mulai pembatasan pengunjung, menyediakan tempat cuci tangan, penerapan scan barcode peduli lindungi, hingga menyiapkan petugas patroli untuk menghimbau Prokes wisatawan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung wisata Ecopark Curug Tilu asal cikarang Aya Raya mengatakan, untuk liburan ke wilayah Bandung Selatan ini, dirinya bersama keluarga harus mengatur waktu terlebih dahulu, menyesuaikan tanggal dengan plat nomor kendaraan miliknya, sehingga dapat lolos dari penyekatan ganjil genap.
Pengelola wisata dikawasan rancabali dan ciwidey serta para wisatawan pun berharap kasus covid 19 segera mereda kembali, sehingga kegiatan masyarakat dapat kembali normal tanpa ada pembatasan. (YK)