CIPATAT, WR – Kontrak lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Cipatat, Bandung Barat di tahun 2023 mendatang akan segera berakhir masa beroprasinya.
Untuk itu Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) saat ini tengah berupaya menyiapkan lahan alternatif sebagai pengganti lahan TPA Sarimukti yang merupakan tempat pembuangan akhir sampah se-Bandung Raya.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat Nurjaman, mengatakan, adanya TPA sendiri dimaksudkan guna mempermudah pelayanan sampah bagi masyarakat.
“Kami ingin Bandung Barat segera punya TPA sendiri, jadi pelayanan sampah ke masyarakat tidak terganggu ketika ada persoalan seperti ini. Untuk kondisi sekarang, pengangkutan juga masih diatur jadwalnya karena kemarin sempat ada penumpukan,” ujar Nurjaman , Kamis (3/3/2022) siang.
Dari data yang ada produksi sampah di Bandung Barat sendiri setiap harinya mencapai 150 ton. Namun produksi sampah tersebut hanya berasal dari 10 kecamatan yang dilayani pengangkutan sampah oleh UPT Kebersihan.
“Sampai saat ini kita baru bisa melayani 10 kecamatan dengan produksi sampah sampai 150 ton. Kalau ingin semua kecamatan terlayani, perkiraan eksisting sampah bisa mencapai 650 ton yang diangkut,” ujar Nurjaman.
Saat ini UPT Kebersihan sendiri, masih berkantor di Jalan Gedong Lima, Padalarang. Dimana di dalamnya juga menjadi tempat penampungan sementara sampah sebelum diberangkatkan ke TPA Sarimukti.
Sementara itu, Koordinator TPA Sarimukti Riswanto menyebutkan dalam satu hari TPA Sarimukti menerima rata rata 2.000 ton sampah dari kawasan Bandung Raya.
“Ini kan digunakan oleh Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kota Bandung. Dan Kota Bandung wilayah yang paling banyak membuang sampah ke TPA Sarimukti yakni 1.200 ton dalam satu hari,” kata Riswanto.
Ia menambahkan di atas lahan seluas 28,5 hektare, saat ini TPA Sarimukti mulai kesulitan menampung sampah lantaran kawasan tersebut telah melebihi kapasitas.
“Sekarang TPA Sarimukti telah over kapasitas bahkan rencana, akan ada lahan tambahan sebanyak 10 hektar untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ucap Riswanto. (AMG)