NAGREG, WR – Berlibur ke Bandung lebih dari sekedar mengunjungi suatu objek wisata, sobat WR juga dapat mencicipi kuliner khas Bandung.
Selain tahu Sumedang, Ubi Cilembu, ada juga Opak Linggar, dan Burayot yang merupakan camilan khas Bandung Timur. Keempat makanan tradisional ini bisa anda jumpai mulai dari daerah Cinunuk hingga Nagreg.
Berderet kios di pinggir jalan digunakan oleh para pedagang untuk menjajakan kuliner tradisional yang menjadi ikon wilayah Bandung Timur. Berikut rangkuman keempat kudapan tersebut.
Tahu Sumedang
Wisatawan dapat menjumpai Tahu Sumedang disepanjang Jalan Raya Cileunyi – Rancaekek, Kabupaten Bandung. Jalan ini dikenal sebagai surganya kuliner Tahu Sumedang, dikarenakan penjual Tahu Sumedang di kawasan ini, banyak sekali yang berjualan di kios pinggir jalan.
Dalam satu porsi, wisatawan disajikan 15 potong tahu Sumedang dengan cabai rawit. Saat wisatawan menyantap tahu Sumedang dalam keadaan hangat, akan terasa tekstur luar tahu yang renyah dipadukan dengan rasa gurih dan asin yang seimbang, pokonya terasa luar biasa.
Harga tahu Sumedang bervariasi tergantung berapa porsi yang dipesan. Untuk pelanggan memesan 15 porsi seharga Rp. 10.000, 30 porsi seharga Rp. 20.000, 45 porsi seharga Rp. 30.000, dan 60 porsi seharga Rp. 40.000. Rata-rata harga tahu Sumedang dijual sama, penjual mulai berjualan antara pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Ubi Cilembu
Ubi Cilembu adalah makanan tradisional Urang Sunda yang rasanya manis. Kudapan ini berasal dari Desa Cilembu di Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Ubi Cilembu juga dapat ditemukan di kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Terdapat banyak penjual ubi di sepanjang Jalan Raya Cileunyi yang siap memanjakan perut Anda.
Satu kilogram ubi Cilembu yang sudah dioven dihargai Rp. 25.000. Wisatawan juga dapat membeli ubi Cilembu mentah, dengan kisaran harga Rp. 17.000 s.d. 23.000 per kilogram.
Rasa ubi cilembu berbeda dengan ubi jalar lainnya. Karena mengandung gula cair yang mirip dengan karamel, rasa daging ubi Cilembu sangat manis dan legit saat dimakan. Saat ubi jalar dimasak, cairan lezat terbentuk di antara kulit dan dagingnya. Tekstur ubi cilembu yang sudah matang sangat manis, dan lembut saat digigit.
Kulit pada daging ubi jalar mudah dikupas, dan dipotong walau menggunakan tangan, karena saking lembutnya. Biasanya penjual menjual Ubi Cilembu dari pukul 09.00 hingga 21.00, wisatawan dapat menemukan ubi Cilembu di Cileunyi dan Nagreg.
Opak Linggar
Wisatawan wajib berhenti sejenak, untuk mampir jika sedang menuju atau melewati wilayah Bandung Timur tepatnya di Jalan Raya Rancaekek -Nagreg. Sepanjang jalan ramai dengan kios-kios yang menjual berbagai jajanan tradisional, salah satunya Opak Linggar yang merupakan salah satu kudapan yang patut dicoba.
Opak Linggar adalah makanan populer di Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek. Komponen utama dalam Opak Linggar ini adalah beras ketan, yang diolah dengan cara dibakar. Beberapa varian rasa seperti original, asin, barbeque, merah manis, dan jetruk kelapa melengkapi khasanah rasa Opak Linggar.
Untuk mendapatkan kudapan ini, satu bungkus Opak Linggar isi 50 buah dibanderol seharga Rp. 30.000. Harga kaleng isi 200 buah adalah Rp. 180.000. Setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00, pedagang opak linggar menjajakan kudapan ini, wisatawan dapat membeli di Rancaekek.
Burayot
Burayot adalah jajanan khas Sunda dari daerah Garut, berbatasan dengan Bandung Timur. Kue karamel khas Garut dikenal sebagai burayot. Karena makanan ini memiliki tekstur yang baik dan rasa manis dari gula merah. Kue burayot secara eksklusif ditawarkan pada pesta perayaan atau doa syukur di Garut kuno.
Namun, seiring berjalannya waktu, banyak orang mulai menjual makanan ini dalam kondisi apapun. Burayot juga dapat ditemukan di Kecamatan Cinunuk Kabupaten Bandung, selain Garut. Warga Cinunuk dan sekitarnya terkenal menikmati burayot sebagai jajanan manis.
Cita rasa kue burayot ini lebih menonjol, manis dan otentik, serupa karamel. Makan kue burayot jauh lebih nikmat jika ditemani secangkir kopi yang mengepul. Kudapan klasik ini pasti akan membuat penikmatnya merasa lebih kenyang sambil menyeruput kopi.
Burayot dijual per porsi kemasannya. Dengan harga Rp 25.000, wisatawan dapat mencicipi burayot dengan isi 17 burayot. Sedikitnya 10 burayot dijual seharga Rp. 15.000. Penjual burayot buka dari pukul 9 pagi hingga 21 malam. (ND)