BANDUNG, WR- Para kader Demokrat Jawa Barat akhirnya mendapat pencerahan. Hal ini terkait informasi strategis di level nasional. Dimulai dari kiprah sukses merebut kursi Presiden dan kemenangan Pemilu legislatif.
Informasi strategis tersebut diperoleh saat halal bihalal Partai Demokrat Jawa Barat di Hotel Mason Pine Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Tampil sebagai pembicara, antara lain, Wakil Ketua MPR Syarif Hasan.
Hadir Ketua DPD Partai Demokrat Jabar Anton Sukartono Suratto beserta jajaran. Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi yang juga ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Demokrat Jawa Barat. Para anggota DPR RI dari dapil Jabar, Fraksi DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, dan ketua DPC Partai Demokrat se-Jawa Barat.
Syarif Hasan di forum tersebut banyak buka rahasia. Dimulai dari awal pendirian partai dan kesuksesan SBY meraih kursi Presiden baik 2004 maupun 2009.
“Saya empat periode jadi anggota DPR dari Jawa Barat. Baru saat ini saya hadir dalam halal bihalal Demokrat Jawa Barat,” ucap Syarif Hasan.
Alasannya jelas. Pertama ada gairah yang mirip pada 2002 saat Partai Demokrat didirikan dan kesiapan memasuki Pemilu 2004. “Saya merasakan semangat yang sama. Ditambah Demokrat Jawa Barat saat ini dipimpin Anton Suratto yang mau bekerja untuk lebih baik,” jelas Syarif.
Mantan menteri koperasi dan UKM ini lantas buka kartu. Menurut dia, pada Pemilu 2004 raihan suara Demokrat hanya 7 persen. Saat itu punya jago di Pilpres yaitu SBY.
“Bermodal tujuh persen kursi DPR, Demokrat mencalonkan Pak SBY dalam Pilpres dan menang,” ucap Syarif. Koalisi Demokrat saat itu bersama PBB dengan presiden threshold 10 persen.
“Sebagai the ruling party, saya saat itu ketua Fraksi Demokrat di DPR. Tugas menjaga koordinasi dan soliditas partai koalisi pemerintahan SBY-JK” ungkapnya.
Titik krusial baru lahir saat menyusun UU Pilpres, terutama soal president threshold. Demokrat mematok ambang batas calon presiden 15 persen. Naik dari sebelumnya 10 persen.
‘Tapi usulan Demokrat direvisi justru oleh teman-teman koalisi di DPR. Diubah jadi 20 persen,” tandasnya.
Ambang batas yang tinggi itu diusulkan dengan niatan menjegal Demokrat dan SBY pada Pilpres 2009. Kalkulasinya Demokrat gagal meraih syarat tersebut. Kalaupun berhasil setinggi-tingginya cuma 15 persen.
“Semua strategi menjegal Demokrat dan SBY itu buyar dan jagat pewayangan politik geger karena Partai Demokrat menjadi satu-satunya yang meraih president threshold 20 persen,” papar Syarif Hasan.
Cerita itu seolah mau terulang. Saat ini Demokrat cuma bermodal 7 persen kursi DPR. Saat ini Demokrat punya kader utama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berpeluang di Pilpres 2024.
“Insya Allah siklusnya berulang. Ada obstacle berupa tantangan syarat ambang batas calon presiden, tapi itu jadi semangat bagi Demokrat. Insya Allah Demokrat menang dan kader utama kita jadi pimpinan nasional pada 2024,” katanya. (R-03)