BANDUNG, WR- Kegiatan event seni budaya mulai kembali menggeliat. Kondisi tersebut akan memberi ruang kepada para pelaku seni budaya dan ekonomi kreatif untuk dapat job.
Kabar gembira tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi saat membuka BISA Festival di Kampung Batu Malakasari, Kabupaten Bandung (11/6/2022).
Bersih-Indah-Sehat-Aman (BISA) adalah program Kemenparekraf dari Direktorat Event Daerah, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan. Temanya Bangkitkan Kembali Geliat Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lokal.
“Kegiatan pagelaran seni budaya seperti ini sangat baik sekali setelah dua setengah tahun terhenti,” jelas Dede Yusuf.
Sebelum jadi legislator di Senayan dan wakil gubernur Jabar, Dede mengaku sebagai pelaku ekonomi kreatif. Berbagai profesi pernah dijalani mulai dari master of ceremony (MC), peragawan, bintang iklan, bintang film, hingga olahraga beladiri.
“Saat 20-30 tahun lalu saya sering ngejob MC mulai dari acara kawinan, sunatan, ulang tahun, launching product, sampai konser,” tegas Dede.
Saat ini, pemerintah kembali mendorong berbagai event seni budaya dan Ekraf. Salah satunya lewat BISA Festival. Hal tersebut sebagai pelibatan pemerintah lewat APBN untuk menghidupkan kembali insan seni budaya dan Ekraf.
“Dua tahun lebih dilarang. Sekarang lihat saja ada penampilan tari Jaipongan, pencak silat, teater, dan seni rupa. Termasuk para MC kini dapat job lagi,” ungkap doktor administrasi publik jebolan Unpad ini.
Ssbagai wakil rakyat dari dapil Jabar II (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat), Dede minta Bupati Bandung Dadang Supriatna lewat APBD dan SKPD kembali menggerakkan acara-acara seni budaya. Dengan demikian, roda perekonomian otomatis tumbuh.
Aten Sonadi, sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung mengaku daerahnya sudah memiliki Perda Kebudayaan. Lewat peraturan bupati (Perbub) bahkan diatur bagaimana pengembangan seni budaya lokal.
“Selain Kamis harus memakai pakaian Sunda, Pemda selama ini terus mendorong berbagai kreasi seni budaya lokal seperti wayang, tari, silat, seni lukis, dan banyak lagi,” kata Aten Sonadi. Objek wisata dan perhotelan juga diharuskan memberi ruang ekspresi seni budaya lokal.
Hafiz Agung Rifai, koordinator bidang strategi dan promosi event daerah Kemenparekraf menjelaskan, kini saatnya kegiatan seni budaya untuk menggeliat.
“Dua tahun lebih para pelaki Ekraf terpuruk. Sekarang Kementerian memberi ruang bagi pelaku seni budaya perform dan berkreasi kembali di ruang-ruang publik,” tegasnya.
Dalam acara tersebut tampil juga Dr Dedi Sukarno, staf pengajar Pasca Sarjana Fisip Unpad. Dia minta para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif mengubah perilaku pelayanan. “Era sebelum pandemi dengan saat ini sudah berbeda jauh. Di situlah tantangan para pelaku pariwisata,” kata Dedi Sukarno. (R-03)