BANDUNG, WR- Cara baru dilakukan Dede Yusuf dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR. Tidak mau jadi sekadar hapalan, kreasi diciptakan politikus Partai Demokrat itu.
Caranya dengan menggandeng komunitas film dan fotografi. Mereka diminta Dede Yusuf melakukan presentasi projects fotografi dan film.
Ada empat kelompok milenial yang menerima tantangan wakil ketua Komisi X DPR RI tersebut. Mereka lagi menyiapkan karya film pendek, film dokumenter, dan karya fotografi.
“Esensi empat pilar kebangsaan saya angkat dalam lomba film dan fotografi. Harus ada kekuatan nilai-nilai persatuan dari keberagaman dalam karya film dan fotografi,” jelas Dede Yusuf di Baleendah, Kabupaten Bandung (11/6/2022).
Wakil rakyat dari dapil Jabar II (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) ini mengaku senang dengan bahan presentasi yang disampaikan.
Salah satunya karya film pendek berjudul H2C (Hayu-Hayu Cicing) yang akan dibuat komunitas Make AP dari Universitas Padjadjaran Bandung.
Setting cerita akan mengambil latar lokasi Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Objek wisatanya, antara lain, Situ Sipatahunan.
Ada juga komunitas Pamoja (Paguyuban Mojang Jajaka) Kabupaten Bandung yang akan membuat film dokumenter desa wisata. Judulnya Ngalembur Wanohan Alamendah.
Film dokumenter tersebut mengambil lokasi Desa Alamendah. Latar objek wisatanya seputar Ranca Upas, Curug Awi Langit, Patuha Pinus Land, dan kegiatan warga bertani kopi.
Sementara, komunitas fotografi Pratani mengangkat kegiatan wirausaha dan UMKM. Fokusnya pengrajin sepatu di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Sepatu berbahan kulit ceker ayam.
Satu lagi, komunitas fotografi Antari Productions yang akan menggarap latar pengrajin boneka di wilayah Margahayu dan Katapang, Kab Bandung.
“Saya baru tahu ternyata ada sepatu berbahan kulit ceker ayam,” jelas Dede.
Menurut wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini, jika hasilnya baik, karya film dan dokumenter karya kaum milenial akan dibawa ke Kemenparekraf.
“Jadi siapkan secara serius. Bikin karya dengan inovasi dan kreativitas tinggi. Pokoknya jangan bikin karya yang malu-maluin,” pintanya. (R-03)