BANDUNG WR- Kagiatan yang satu ini agak berbeda. Festival BISA dimanfaatkan untuk search talent para pesilat muda.
Tempatnya di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H. Djuanda di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Kegiatan bertema Bangkitkan Pariwisata Melalui Kreasi Inovasi Seni Budaya itu digelar atas kerja sama Kemenparekraf dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. Acara dibuka Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi.
“Saya mau berburu bibit pesilat muda. Siapa tahu lahir para pendekar berkelas dunia seperti Iko Uwais,” ucap Dede Yusuf (3/7/2022).
Turur hadir Direktur Promosi Minat Khusus Kemenparekraf Alexander Reyaan dan Kepala Disparbud Kabupaten Bandung Wawan Ahmad Ridwan. Hadir juga dua tenaga ahli Komisi X DPR, Saeful Bachri dan M. Akhiri Hailuki.
Acara diisi penampilan pencak silat dari sejumlah perguruan di Kabupaten Bandung. Diselingi seni Jaipongan dan angklung.
Menuru Dede, silat saat ini sudah mendunia. Tidak hanya berkembang di kawasan ASEAN saja, tapi juga mulai digemari masyarakat Eropa, Ameri6, dan Australia. “Silat makin populer setelah Film The Reid yang dibintangi Iko Uwais ” katanya.
Politikus Demokrat dari dapil Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ini minta para pesilat muda tidak ragu berlatih. Sebab silat sudah dilombakan di berbagai kejuaraan baik ASEAN, Asia, dan dunia.
Bahkan kini mulai jadi gaya hidup di kalangan milenial. “Saya senang masih banyak remaja yang tidak hanya mahir TikTok. Tapi juga mahir jurus, ibing silat, dan adu ketangkasan perkakas kelas ganda,” katanya.
Wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini mengingatkan para pesilat muda untuk memiliki nilai-nilai luhur dari seni budaya silat. Nilai tersebut adalah berani, membela yang lemah, dan melawan ketidakadilan. “Itulah yang disebut sifat satria,” tandasnya.
Untuk promosi silat di kalangan milenial, Dede menyarankan para pesilat memanfaatkan media sosial. Terutama silat kelas ganda seperti yang dipraktekkan Iko Uwais dan kawan-kawan. “Yang kelas ibing boleh saja, tapi jangan terlalu ditonjolkan di medsos. Yang digemari dan mengglobal adalah kelas ganda,” ungkap doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini. (R-03)