BANDUNG, WR- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif punya program baru. Namanya Lensa Kreatif 2022 berupa karya film pendek dan fotografi.
Bukan karya sineas profesional atau production house (PH) besar. Melainkan komunitas dari berbagai latar belakang daerah.
“Nanti Pak Dede Yusuf yang punya ide ini akan menjelaskan mengapa diperuntukkan bagi komunitas,” ujar Muhammad Amin, diirektur film, musik, dan animasi Kemenparekraf di Bandung, Kamis (27/10/2022).
Wakkl Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi hadir dalam acara di Grand Pasundan Hotel tersebut. Ada juga aktor senior Joe P Projeck selaku kurator.
Turut hadir Tenaga Ahli Komisi X DPR Dr M Akhiri Hailuki dan Tenaga Ahli Menparekraf.
Selama dua hari, Kemenparekraf mengadakan Perjanjian Kerja Sama dan Pendampingan Administrasi Program Bantuan Pemerintah untuk Produksi bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Subsektor Film dan Fotografi Indonesia.
Menurut Muhammad Amin, ada 1.046 pendaftar untuk dapat bantuan produksi film pendek dan fotografi. Nilainya Rp 50 juta untuk film pendek dan Rp 20 juta untuk karya fotografi.
“Namun hanya 366 pendaftar yang diterima. Hanya 30 persen saja yang memenuhi persyaratan,” ujar pejabat eselon II Kemenparekraf ini.
Kendala utamanya aspek legalitas administrasi dan intelectual property berupa hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Di situlah banyak pendaftar gugur. Padahal sudah dipermudah dengan boleh perseorangan. Tidak mesti berbadan hukum.
Dede Yusuf menjelaskan ide program berawal dari permintaan produser film kepada Presiden Jokowi. Saat itu dialokasikan Rp 200 miliar bagi pengembangan film Indonesia.
“Yang dapat adalah PH-PH besar yang biasa bikin film puluhan miliar. Saya berpikir, harusnya yang dapat kesempatan adalah sineas muda dan komunitas. Maka lewat Komisi X DPR kita dorong, lahirlah program Lensa Kreatif,” papar politikus Partai Demokrat berlatar aktor ini.
Bantuan produksi Lensa Kreatif berupa film pendek dan fotografi dikhususkan bagi pemula dan komunitas. Dengan demikian akan lahir sineas-sineas dan fotografer hebat.
“Produser -produser besar tidak usah dibantu. Mereka sudah bisa survive dan sudah jadi industri,” tegas wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini.
Hal lain yang jadi inspirasi Dede adalah karya film pendek yang dibikin mojang jajaka Kabupaten Bandung. “Saya beri modal awal Rp 15 juta. Hasilnya sungguh hebat. Tidak kalah jauh dengan produksi film pendek yang dibikin Kemenparekraf zaman Pak Wianuthama dengan biaya Rp 2 miliar,” tandas Dede.
Dari sana lahirlah ide bantuan komunitas bagi 1000 film pendek dan fotografi. “Ke depan kita pikirkan bagaimana ada acara selebrasi semacam festival Lensa Kreatif. Karya-karya terpilih diperlombakan, ada awarding, dan bisa ditonton publik,” kilahnya.
Jka sukses dan kualitasnyakeren, tahun depan bisa saja nilai bantuan produksinya ditingkatkan. “Misalnya, untuk karya fotografi bisa saja kita dorong jadi Rp 50 juta dan film pendek jadi Rp 100 juta,” tegas wakil rakyat dari dapil Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ini.
Juhana Sutisna alias Joe P Projeck mengaku senang dengan program atas dorongan Dede Yusuf. Hasilnya juga memuaskan. “Sebagai kurator, saya lihat mereka begitu bersemangat. Saya setuju jika nanti karya mereka dibawa ke sebuah festival,” tandas Joe. (R-03)