BANDUNG, WR- Guru dan stekholders pendidikan wajib menyadari ini. Ada pergeseran besar para siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
“Zaman saya sekolah guru adalah sumber ilmu. Saat ini, yang jadi sumber ilmu para siswa adalah google,” ucap Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi di Hotel Grand Sunshine Soreang, Kabupaten Bandung (12/11/2022).
Dede hadir sebagai pembicara workshop pendidikan bertajuk Sosialisasi Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Hadir Zulkifli, Plt direktur Pusat Kurikulum dan Pembakaran Kemdikbud Ristek RI.
Meski demikian, Dede menyebut guru tidak akan tergantikan posisinya dalam dunia pendidikan. Meski para milenial bisa menemukan sumber kepo baru, guru jadi motor utama perubahan perilaku.
“Pendidikan akhlak dan karakter siswa sangat ditentukan peran dan fungsi guru,” katanya. Makanya dalam kurikulum saat ini dan yang direncanakan diubah, masalah pendidikan budi pekerti, moral Pancasila, wajib ada. Bahkan harus diperkuat
Kurikulum, lanjut doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini, secara perlahan memang akan diubah. “Tapi kurikulum apa pun dan sehebat teknologi yang dipakai, kalau kesejahteraan guru masih minim, target dan kebijakan pemerintah tidak akan berhasil,” tandas politikus Partai Demokrat ini.
Dede tahu masih banyak guru yang cuma dapat honor di bawah 500 ribu. Oleh karena itu, wakil rakyat dari dapil Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ini mendorong Pemda membuka keran seleksi P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
“DPR dan Kemdikbud mendorong satu juta formasi P3K. Buruan sekarang minta Disdik dan para bupati walikota agar menyiapkan formasi guru P3K,” katanya.
Pemerintah dan DPR setuju menambah alokasi anggaran untuk guru P3K. Caranya dengan menambah DAU dan DAK.
“Jika guru honorer sudah jadi ASN lewat seleksi P3K maka harkat dan martabat guru sudah terangkat,” tandasnya. Sebab setidaknya mendapat honor di atas UMK (upah minimum kabupaten/kota).
Dalam kesempatan itu, Dede setuju agar insentif kepala sekolah dinaikkan. Tidak Rp 150 ribu dibandingkan guru pada umumnya.
“Saya dukung insentif kepala sekolah harus dinaikkan. Urusannya kan tanggung jawab dan harus siap diperiksa,” papar wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini. (R-03)