BANDUNG, WR- Mahasiswa diminta tidak latah untuk cepat terkenal. Apalagi bermimpi jadi bergaya selebritis. Sebab, keterkenalan seseorang tidak menggambarkan prestasi.
Demikian disampaikan wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi saat kuliah umum di Universitas Sali Al-Aitam (Unisal), Jumat (20/1/2023).
Di kampus yang berlokasi di Jl Ciganitri, Bojongsoang, Kabupaten Bandung itu turut hadir pendiri dan perintis Perguruan Al-Aitam Drs Sali Iskandar dan Rektor Unisal Fatimah Nurjannati Iskandar, SE, M. Ak. Tampak juga Ketua Rumah Rancage Dr M Akhiri Hailuki dan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bandung Saeful Bachri.
“Dunia sudah berubah. Berprestasi apa pun, para dosen dan mahasiswa terkadang tidak dilirik. Yang dipanggil ke TV saat ini yang pintar nangis. Atau yang mandi lumpur,” seloroh Dede Yusuf.
Doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini seolah menyindir yang lagi viral. Ada remaja alay nangis-nangis soal patah hati dan lansia mandi lumpur.
Politikus Partai Demokrat ini minta para mahasiswa menempa diri dengan beragam prestasi. Sebab, lapangan kerja makin kompetitif.
Dijelaskan, daei 270 juta lebih rakyat Indonesia, ada 180 juta masuk kategori golongan pemuda. Kemudian tercatat 140 juta di antaranya angkatan kerja. Menganggur sekitar 8 juta jiwa.
“Dari 1,7 juta lulusan perguruan tinggi pada setiap tahunnya, hanya 400 ribu yang terserap dunia kerja,” kata Dede.
Saat ini tercatat sekitar 4.400 perguruan tinggi di Indonesia dengan 8 juta mahasiswa. Kampus negeri 10 persen.
“Hal yang menarik adalah data survey yang menyebut 90 persen lulusan merasa salah memilih program studi,” papar wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini.
Data menarik lain, 50 persen mahasiswa mengaku tidak paham dengan yang dipelajari di kampus. Kemudian, 70 persen dosen tidak menyenangkan.
“Ini survey lho. Soal salah pilih program studi saya juga mengalami. Sarjana teknik tapi jadi artis,” kilahnya.
Agar mahasiswa mampu merebut pasar kerja dan jadi wirausaha sukses, Dede beri tips. Yaitu terbiasa berpikir kritis, aktif dalam berorganisasi, dan cakap berkomunikasi. Termasuk menguasai bahasa asing.
“Dan ingat, apakah ada sumur yang mendatangi gayung? Tidak. Berikutnya trust in your self,” tegas Dede Yusuf. (R-03)