BANDUNG, WR- Hasil survey lembaga SMRC menyebutkan Jawa Barat jadi basis perebutan suara Pemilu yang menarik. Sebab, selain pemilihnya terbesar di Indonesia, Jabar punya ciri khas.
“Jabar dikenal sebagai kantongnya Prabowo atau bisa dibilang kantongnya lawan Jokowi,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam presentasi di Bimtek anggota DPRD Fraksi Demokrat se-Jabar di Grand Tjokro Hotel Bandung, Sabtu (18/2/2023).
Sebagai partai oposisi fakta tersebut sangat menggembirakan bagi Demokrat. Apalagi Demokrat jadi pengusung Anies sebagai bakal Capres. “Saat ini Jabar sudah dimenangkan Anies. Sebab 40 persen pemilih Prabowo beralih ke Anies,” kata Deni.
Untuk elektabilitas partai politik di Jawa Barat, hasil survey SMRC per Desember 2022 hasilnya Gerindra dikalahkan PDIP. Sementara Demokrat berada di 9,9 persen dengan kecenderungan Gerindra mengalami penurunan.
Pada Pemilu 2019 tercatat 33 juta orang pemilih di Jabar. Saat ini diperkirakan menjadi 38 juta. Ada 91 kursi DPR RI yang diperebutkan dan 120 kursi DPRD Provinsi.
“Demokrat pernah berjaya di 2009. Bukan hal yang tidak mungkin bagi Demokrat mengembalikan kejayaan pada Pemilu 2024. Sebab politik elektoral kembali kepada persepsi publik,” tegasnya.
Diingatkan, persepsi publik terhadap Demokrat masih melekat pada sosok SBY. Baru kemudian nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku ketua umum. “Tentu saja dampaknya akan sangat positif jika kemudian AHY jadi Capres atau Cawapres,” papar Deni.
Hal menggembirakan lain bagi Demokrat adalah kecenderungan pemilih PDIP yang selalu berubah di hari-hari terakhir jelang coblosan. Walau saat ini PDIP diprediksi menang di Jabar dengan 21 persen, pada hari coblosan dimungkinkan turun.
“Ini pengalaman dua kali Pemilu. Saat hari H coblosan, suara PDIP cenderung turun dari data hasil survey,” ungkap Deni.
Hal iti terjadi karena sebulan sebelum coblosan ada 30 persen pemilih yang belum menentukan pilihan. Seminggu jelang coblosan turun jadi 20 persen. “Harus diingat pula ada 90 persen yang merasa tidak dekat dengan parpol,” paparnya.
Faktor menggembirakan lain adalah sosok tokoh jauh lebih menentukan daripada partai. “Jika sebelumnya memilih kuning, misalnya, bisa jadi memilih biru Demokrat karena faktor pendekatan tokoh,” jelas Deni.
Dalam paparan hasil survey tersebut acara berlangsung hangat. Banyak pertanyaan dan adu argumentasi. Termasuk persepsi SMRC sebagai lembaga survey yang tidak pernah memberikan poin tinggi bagi Demokrat.
Turut menyimak dalam acara itu adalah Sekretaris DPD Partai Demokrat Jabar M Handarujati Kalamullah atau Andru. (R-03)