BANDUNG, WR- Pesona alam indah di Kabupaten Bandung mendorong lahirnya destinasi baru. Villa, restoran, cafe, dan wahana untuk healing tumbuh bak jamur di musim hujan.
Tapi ada yang dilupakan para pengusaha di bidang pariwisata. “Potensi pasar emak-emak yang biasa healing dan wisata alam jangan dilupakan,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi.
Dede hadir dalam bimtek Kemenparekraf di Teras Sentani, Cangkuang, Kabupaten Bandung (11/3/2023). Tajuk acaranya Gerakan Sadar Wisata; Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembinaan Sadar Wisata.
Teras Sentani, papar Dede berkonsep cafe dan restoran dengan pemandangan alam berupa hamparan sawah. Dan latar pegunungan wilayah selatan Bandung.
“Cafe ini cocok untuk generasi milenial dan Gen-Z. Tapi bagi emak-emak tidak cocok. Emak-emak asyiknya foto-foto sambil ngabotram,” papar Dede Yusuf.
Sayangnya, lanjut doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini, tidak banyak yang melihat paket botram sebagai bisnis. Padahal potensi uangnya bisa lebih besar daripada menu cafe dan restoran.
“Destinasi alam yang menawan bisa menawarkan paket botram mulai Rp 10 ribuan per orang. Makannya bisa di alas daun pisang atau piring dari bambu,” kata Dede.
Ungkapan Dede direspons dosen Poltekpar Enhai Bandung Dr Sukmadi. “Yang disampaikan Pak Dede ini jadi inspirasi bagus. Saya di Enhai selama ini hanya mengajarkan menu cafe dan restoran. Cara bikin kue-kuean. Tapi belum diajarkan bisnis botram,” dosen yang terkenal dengan nama Adi Dosteng ini.
Adella Raung, direktur pengembangan SDM pariwisata Kemenparekraf mengaku puas dengan pilihan destinasi Teras Sentani jadi acara bimtek. “Begitu saya datang ke sini saya langsung bikin konten. Tempatnya bagus banget, indah,” ucap Adella.
Dalam acara tersebut hadir Tenaga Ahli Komisi X DPR Dr M Hailuki yang juga ketua Imah Rancage, rumah aspirasi Dede Yusuf di dapil Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Berikutnya Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Bandung Billy Maulana Cahya. (R-03)