BANDUNG, WR- Kemendikbud menggelar workshop pendidikan di Bandung Barat. Topiknya terkait sosialisasi kurikulum merdeka.
Di acara tersebut, hadir Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi. Hadir juga Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Zulfikri Anas. Acara dipusatkan di Hotel Mason Pine Padalarang, Sabtu (20/5/2023).
“Begitu disebut kurikulum, apa yang pertama kali terpikir di benak bapak dan ibu,” tanya Zulfikri. “Yang pertama adalah rumit, bikin pusing,” jelas pejabat eselon II di Kemendikbud Ristek itu.
Kurikulum merdeka belajar, paparnya, ingin mengubah pandangan itu. Kurikulum harus membuat guru enjoy. Murid juga happy.
“Sekarang guru harus fokus bagaimana siswa kreatif dan karakternya terbina. Jangan lagi dibuat sibuk oleh penyiapan berkas, lembaran administrasi, dan rutinitas yang tidak penting lagi,” jelasnya.
Seorng guru dari SMK Tunas Harapan Cipatat, tampil bertanya. Dia mengaku sekolahnya telah menerapkan kurikulum mereka belajar.
“Cuma masalahnya, yang aktif justru guru. Para siswanya sulit sekali mau aktif,” ujar guru tersebut.
Dede Yusuf lantas memberi tips agar para siswa aktif di pembelajaran. Dia menyontohkan dirinya saat beranjak dari kursi. Lalu mendatangi setiap meja dan bertegur sapa ke peserta workshop.
“Tadi saya menyapa dan kontak mata langsung ke setiap bapak dan ibu. Keliling ke setiap meja. Coba tujuannya apa,” tanya Dede.
Doktor administrasi publik jebolan Unpad ini menyebut yang dilakukan dirinya agar terjalin interaksi. Hal serupa bisa diterapkan di kelas.
“Bikinlah suasana happy. Tirulah cara pembina Pramuka. Cara mengajar kepramukaan di sini senang, di sana senang. Walau tidak ada honornya, mereka mengajar dengan enjoy,” ungkap Dede yang 10 tahun jadi ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jabar ini.
Menurut Dede, tidak mungkin siswa aktif dalam pembelajaran jika guru cuma duduk. Atau tidak mau keliling ke setiap sudut bangku siswa. (R-03)