BANDUNG, WR- Di tengah booming media sosial di segala strata, Dede Yusuf merasa masih perlu merilis personal website. Tentu bukan tanpa alasan.
Sebagai aktor senior, adalah mudah bagi Dede meraih popularitas. Apalagi dia adalah politikus senior Partai Demokrat. Pernah jadi wakil gubernur Jabar dan kini menjabat wakil ketua Komisi X DPR.
Apa sebenarnya yang dibidik Dede? Jawabannya bikin kaget. “Ini legasi bagi anak-anak saya,” ucap Dede saat merilis official website dengan alamat: www.dedeyusuf.id.
Dikemas sederhana di The Warung Kopi, Miko Mall Bandung (20/5/2023), acara dihadiri sejumlah kolega dekat Dede. Khususnya para kader Partai Demokrat.
Antara lain, Anton Sukartono Suratto (ketua DPD Jabar), Saeful Bachri (ketua DPC Kabupaten Bandung), Imam Tunggara (ketua DPC Bandung Barat), dan Aan Andi Purnama (ketua DPC Kota Bandung).
“Ini tanggung jawab ke anak-anak saya,” ucap Dede. Sebagai generasi baru, anak-anaknya bisa saja tidak percaya kalau bapaknya adalah bintang film.
“Jika suatu saat bertanya, bisa dilihat di website ini,” tegas doktor administrasi publik jebolan Unpad ini.
Di official website, bisa dilihat kiprah dan perjuangan Dede sejak kecil, remaja, dewasa, dan berkiprah di pemerintahan dan politik. Termasuk karya-karya di bidang sinematografi seperti film dan sinetron.
“Ini semacam warisan,” tandasnya. Dari pernikahan dengan Sendy Ramania Wurandani, Dede dikaruniai dua gadis cantik.
Mereka adalah Alifia Arkana Paramita (Lifi) dan Keneishia Lathifa Zahra (Neshia). Keduanya sudah gadis remaja dan kuliah. Yang pertama melanjutkan kuliah di Inggris, sementara yang kedua di Universitas Indonesia.
“Memang ada Wikipedia, tapi itu dibikin orang lain,” tandas Dede. Berbeda dengan website pribadi yang dibikin dan dikelola sendiri.
Alasan lain, dia kerap bertemu kolega dari berbagai profesi. Termasuk saat bepergian ke luar negeri. “Di luar negeri, mereka selalu bertanya do you have a official website,” ungkap Dede.
Mereka tidak pernah tanya media sosial. Saat ini, Dede mengaku tetap gandrung bermedsos. Mulai dari Facebook, Instagram, hingga TikTok. Akun YouTube juga aktif.
“Kalau di medsos kita selalu berpikir apakah konten yang kita rilis itu menarik atau tidak. Selalu orientasi followers dan viewer. Konten di website bukan begitu,” tandasnya.
Website pribadi, paparnya, dimaksudkan juga sebagai tanggung jawab publik. Sebagai pejabat yang dipilih lewat demokrasi, Dede berkewajiban menunjukkan keterbukaan informasi.
Termasuk soal data pribadi mengenai latar belakang orang tua. Kemudian capaian pendidikan dan kehidupan keluarga. “Konten website tidak bisa direkayasa. Dibuat apa adanya,” kata Dede.
Penanggung jawab acara, Dr M Hailuki menjelaskan Dede boleh jadi tokoh politik pertama yang memiliki website pribadi. Tepatnya sejak 2008.
“Saat itu website sempat kena hacker dari China. Mereka minta tebusan Rp 25 juta,” jelas Luki.
Jelang Pemilu 2024, website kembali dipoles. Harapannya jadi rujukan lintas generasi yang ingin mengetahui sosok dan kiprah Dede Yusuf.
Menurut Luki, tokoh dunia seperti Barack Obama memiliki website pribadi. Begitu juga dengan SBY dan AHY.
“Industri dunia seperti Toyota saja punya official website. Mereka tidak perlu promosi, merek dan penjualan Toyota demikian besar. Tapi website perusahaan diperlukan untuk menjaga kredibilitas,” tandas ketua Imah Rancage, rumah aspirasi Dede Yusuf ini.
Luki juga mengingatkan, yang akan abadi di dunia Maya tetaplah world wide web atau jejaring jagat. Bukan media sosial yang kapan saja bisa punah. Atau tergantikan yang lain.
“Dulu kita kenal medsos Friendster atau Path. Kini keduanya hilang,” jelas Luki. (R-03)