BANDUNG, WR- Karena pesta rakyat, kampanye politik harus berdampak ke ekonomi rakyat. Itulah prinsip Dede Yusuf Macan Effendi dalam kampanye di dapil Jabar II.
Caleg DPR RI dari Partai Demokrat ini memilih kampanye sederhana. Tempatnya di rumah-rumah warga. Bahkan di pinggir sawah dan dekat dapuran awi (rumpun bambu).
Dalam sehari, 4-5 titik ditempuh mantan wakil gubernur Jabar ini untuk menyapa warga di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. “Sebenarnya hal ini biasa saya lakukan. Tidak hanya masa kampanye,” ujar Dede Yusuf di Bandung (7/1/2024).
Ada yang sedikit berbeda. Dede kerap mencegat pedagang keliling yang kebetulan lewat ke area kampanye. Terkadang tukang bakso, cilok, bubur kacang, siomay, batagor, atau cuanki.
“Para pedagang keliling itu harus dapat manfaat kampanye,” ucap doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini. Bukan hanya tukang sablon kaos atau percetakan.
Pelaku UMKM khususnya pedagang keliling pun harus merasakan adanya pesta rakyat. Yakni pemilu lima tahun sekali. Karena itu, jualan mereka selalu dibeli dan dibagikan ke yang hadir kampanye.
“Sesuai aturan KPU kampanye kan boleh menyediakan hidangan. Nilainya dibatasi. Kurang lebih senilai makan siang,” ungkap Dede Yusuf.
Pihaknya, lanjut wakil ketua Komisi X DPR ini, bisa saja menyiapkan makanan ala katering. Tapi efeknya bisa lebih dirasakan pelaku usaha mikro daripada pesan katering.
“Terima kasih Pak Dede Yusuf. Kami rakyat kecil, bahagia sekali. Baru juga jualan sudah diborong habis,” ucap seorang ibu penjual bakso di Desa Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.
“Senang sekali. Jualan langsung habis,” tutur seorang tukang cilok. “Tidak perlu cape keliling huhujanan dan kepanasan,” tambahnya. (R-03)