BANDUNG, WR- Kemenparekraf RI menggelar sosialisasi literasi keuangan bagi pelaku ekonomi kreatif di Bandung Barat. Turut hadir Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi.
Acara tersebut digelar di objek wisata pinggir Waduk Saguling. Tepatnya di Villa Perancis, Desa Pangauban, Kec Batujajar, Bandung Barat. Lebih 65 pelaku UMKM hadir di kegiatan itu.
Sebagai narasumber tampil Anggara Hayun Anujuprana. Dia adalah direktur akses pembiayaan Kemenparekraf.
“Jangan cari modal usaha dari pinjol atau bank emok,” kata Anggara. Pinjaman online (pinjol) dan rentenir, lanjutnya, bisa menjerat. Usaha yang dilakukan bisa bangkrut karena lilitan bunga tinggi.
Pemerintah mendorong pelaku UMKM cari permodalan lewat kredit usaha rakyat (KUR). Tanpa agunan dan bunganya hanya enam persen per tahun.
“Syaratnya pelaku usaha buat catatan keuangan harian minimal enam bulan terakhir,” tandasnya. Selain itu, harus dibedakan antara rekening usaha dan rekening pribadi.
Dede Yusuf setuju pelaku usaha jangan tergiur pinjol dan bank emok. Cuma dalam praktiknya pinjaman KUR terkadang sulit. Walaupun disebut tanpa agunan, kenyataan di lapangan tidak semudah itu.
“Saya saja pernah ditolak bank saat pengajuan kredit. Walaupun sebagai artis punya penghasilan, saya ini dulu dianggap tidak bankable,” kata politikus senior Partai Demokrat ini.
Wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini bisa memahami jika pelaku UMKM mengaku sulit cari modal usaha. Sebab, teknis di lapangan banyak UMKM yang tidak bankable.
“Perlu modal usaha 5-10 juta, akhirnya masyarakat berpaling ke pinjol karena sangat mudah dan cepat cair,” kata doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini.
Fakta itulah yang mendorong Dede minta Kemenparekraf terus sosialisasi literasi keuangan. Pelaku UMKM harus dilatih bikin catatan keuangan usaha. Lalu, jangan campurkan modal usaha dan keperluan dapur.
“Mudah tapi perlu kedisplinan,” tandasnya. (R-03)