BANDUNG– Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi membuka BisaFest Kemenparekraf. Acara di Kabupaten Bandung itu menampilkan alunan musik tradisional Sunda.
“Seni dan beladiri itu pendidikan karakter yang paling mudah,” tegas Dede Yusuf di Saung Joglo Bojongsoang, Kab Bandung (28/7/2024).
Politikus senior Partai Demokrat ini lantas cerita masa kecilnya yang sudah belajar beladiri. Baik pencak silat maupun taekwondo.

“Alhamdulillah karena terlatih belajar beladiri dan seni, saya bisa mengontrol suara kalau marah,” kara Dede Yusuf.
Hal berbeda terjadi dalam sejumlah kasus. Banyak pejabat yang main bentak dengan suara tinggi dan mata melotot. “Pejabat yang seperti itu pasti tidak pernah belajar beladiri dan seni,” ucap wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini.
Bela diri dan seni, lanjutnya, mengolah cipta, karsa, dan rasa seseorang. “Dulu kita mengaji. Mengaji juga seni bagaimana kita olah rasa. Dan itu pendidikan karakter sejak dini,,” tandas doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini.

Dalam.acara tersebut hadir Reza Pahlevi, direktur event daerah Kemenparekraf. Lalu, M Hailuki, Caleg terpilih DPRD Kabupaten Bandung.
BisaFest menampilkan karya seni tradisi dari Kabupaten Bandung. Yakni, Rampak Kendang Kendangest, Karinding Gombong Nyora, Calung Mekarlaksana, dan Kecapi Suling Alam Purnama.
Di akhir acara diisi diskusi soal alunan musik tradisional Sunda. Tampil sebagai narasumber Yosep Nurjaman Alamsyah dari ISBI Bandung.
“Musik tradisional itu yang lahir dan berkembang di daerah tertentu serta diwariskan secara turun temurun,” ucap Yosep mengutip sebuah teori.

Alunan musik tradisional Sunda, kata Yosep, bikin hati tenang, lambat, dan slow. “Di situlah kenapa tadi Kang Dede Yusuf bilang seni musik sebagai pendidikan karakter,” tandasnya. (R-03)