BANDUNG, WR- Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi memberi challenge menarik. Yang ditantang bukan kaleng-kaleng. Tapi dua doktor muda dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Mereka adalah Dr Asep Saepudin, M. Pd, dosen pascasarjana UPI Bandung. Satu lagi, Dr Cepi Riyana, M. Pd, dosen prodi kurikulum dan teknologi pendidikan yang juga direktur IT UPI Bandung.
“Saya mau minta masukan dari dua Doktor di sini, kira-kira evaluasi apa dan koreksinya di mana saja pelaksanaan kurikulum merdeka dan kampus merdeka di era kepemimpinan Pak Prabowo nanti,” kata Dede Yusuf dalam workshop pendidikan di Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (27/7/2024).
Saat itu, Asep Saepudin dan Cepi Riyana tampil sebagai narasumber. Hadir juga Temu Ismail, sekretaris Ditjen GTK Kemendikbud. Lalu, Mohamad Hartono, kepala Balai Besar Guru Penggerak Jawa Barat. Berikutnya, Rustiyana, sekretaris Disdik Bandung Barat.
Dalam workshop tersebut banyak guru bertanya tentang kelanjutan program guru penggerak, merdeka belajar, dan kampus merdeka. Mereka khawatir begitu ganti menteri, maka ganti juga kurikulum.
“Pak Prabowo sebagai presiden nanti tentu akan melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan. Hal-hal mana yang akan dievaluasi, kita tunggu,” kata Dede Yusuf.
Politikus senior Partai Demokrat ini melihat secara umum konsep merdeka belajar dan kampus merdeka kemungkinan dilanjutkan. Cuma dengan sejumlah perbaikan dan penekanan tertentu.
“Sebagai pribadi tentu Pak Prabowo punya gaya kepemimpinan yang nanti akan melakukan penyesuaian dalam kapasitasnya sebagai presiden,” tandas doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini.
Perubahan-perubahan mana saja, Dede mengundang para pakar dan praktisi pendidikan untuk aktif memberi masukan. Bisa ke Komisi X DPR ataupun Kemendikbud.
“Saya ingin dengar juga nanti bagaimana kalangan kampus memberi catatan dan koreksi terhadap arah pendidikan kita ke depan,” jelas Dede Yusuf.
Temu Ismail mengaku senang Kementeriannya punya mitra seperti Dede Yusuf. Sebab, begitu konsen terhadap dunia pendidikan dan aktif memberi catatan, koreksi, dan masukan.
“Pak Dede Yusuf ini sangat konsen di bidang pendidikan, banyak memberi saran, masukan, dan kritikan kepada kami terkait pengembangan SDM, dan membantu anggaran kami di DPR,” ungkap Temu Ismail, sekretaris Ditjen GTK Kemendikbud. (R-03)