BANDUNG, WR- Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi melakukan kunjungan kerja spesifik (Kunspek). Kali ini ke kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
“Ibu Rektor jangan berjuang sendiri. Sebab berjuang sendiri itu berat,” kata Dede Yusuf di Bandung (28/7/2024).
Rektor ISBI Bandung Dr Retno Dwimarwati, S. Sen, M. Hum beserta jajaran tampak menerima kunjungan politikus senior Partai Demokrat ini. Dalam kesempatan tersebut, rektor minta dukungan atas sejumlah hal pelik yang dihadapi ISBI Bandung.
“Saya tadi masuk kampus ini kulak kelok, di depan ada gedung mangkrak, ujung-ujungnya berhenti di ruang sempit,” ujar Dede Yusuf. Dia melihat area dan fasilitas kampus tidak lagi representatif.
Rektor menyebut gedung bundar di area depan kampus mangkrak karena dalam proses hukum di Kejati Jabar. Lalu, pembangunan Kampus II di Cikamuning, Bandung Barat terkendala jual beli.
“Kita sudah dapat hibah dari Provinsi 8,7 hektare, tapi sekarang terkendala penambahan area karena harganya,” ucap Retno. Dari awalnya Rp 125 ribu menjadi Rp 2 juta per meter.
Kampus II belum bisa dibangun karena kebutuhan lahan belum cukup seperti dipersyaratkan Kemendikbud Ristek. “Aturannya bisa saja diubah. Prinsipnya kampus jangan kalah oleh mafia tanah,” kata Dede Yusuf.
Lahan yang tersedia, papar wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini, sudah lebih dari cukup untuk dibangun. Tinggal desain dan konsep gedungnya ke atas. Tidak usah mengikuti konsep hamparan area yang luas.
“Pemilik lahan pasti mengunci kampus karena merasa tanahnya diperlukan,” tandas doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini. Oleh karena itu, Dede menyarankan konsep bangunannya diubah.
Dede lantas cerita saat Bandara Kertajati mau dibangun. Saat itu ada lahan yang “dikunci” pemilik lahan.
“Sebagai wakil gubernur saya putuskan gambar geser 300 meter. Pembangunan akhirnya bisa dimulai dan bandara pun beres,” ungkap Dede Yusuf.
Saran berikut, Dede Yusuf minta ISBI bergabung dalam asosiasi. Dengan bersatu maka suara kampus seni budaya makin kuat dan didengar pemerintah.
“Sebagai asosiasi saya undang ISBI datang ke Komisi X. Kita suarakan bahwa seni budaya perlu untuk propaganda negara ke luar. Kampus seni budaya harus jadi atensi negara, dengan dukungan anggaran negara,” ungkap wakil rakyat dari dapil Jabar II ini. (R-03)