BANDUNG, WR- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar sosialisasi kepemiluan di Kabupaten Bandung Barat. Dalam acara tersebut hadir Wakil Ketua Komisi II DPR Dede Yusuf Macan Effendi.
Tercatat 200 orang hadir sebagai peserta dari kalangan mahasiswa, tokoh perempuan, dan aktivis kemasyarakatan. Sebagai narasumber tampil mantan komisioner Bawaslu Jabar, Wasikin Marzuki.
“Ada banyak potensi kecurangan baik oleh calon, tim sukses, maupun oleh penyelenggara,” kata Wasikin di Bukit Vipassana Hotel, Lembang, Sabtu (23/11/2024).
Wasikin dua periode jadi anggota Bawaslu Jabar. Dia juga delapan periode jadi ketua Panwaslu Kota Cirebon sejak masih berbentuk badan ad hoc. Asam garam kepemiluan dilakoni sejak Orde Baru hingga kini.
Data pemilih, kata Wasikin, paling rawan disalahgunakan. Termasuk orang yang sudah meninggal. Atau pindah alamat. Kemudian anak di bawah umur yang mengaku sudah kawin.
“Kawin siri, kawin agama tidak jelas. Di sejumlah daerah hak pilih di bawah 17 tahun ini jadi masalah karena mengaku pernah kawin. Kawin dan nikah sama gak,” tanya Wasikin ke peserta sosialisasi.
Ada juga kasus pemilu, yang menurut Wasikin sebagai “jahiliah”. Yakni jumlah pemilih tercatat 30 ribu, tapi yang memberikan suara mencapai 75 ribu.
“Anak muda, khususnya Gen-Z saat ini punya kekuatan dahsyat. Potret dan videokan setiap kecurangan. Lalu laporkan, viralkan. Kekuatan viral bisa mengubah hasil,” tandasnya.
Beragam praktik curang berupa money politics juga dipaparkan Wasikin. Praktik tersebut terjadi dalam setiap hajat demokrasi. Pemilu ataupun pilkada.
“Ada kasus membeli suara, memindahkan suara. Ada juga money politics dirasakan aman dan tidak dilaporkan sebagai pidana pemilu karena yang bagi-baginya justru dilakukan melalui oknum aparatur KPU dan Bawaslu,” ungkap Wasikin.
Wakil Ketua Komisi II DPR Dede Yusuf Macan Effendi menyebut papaparan Wasikin sangat berharga. Hal itu penting sebagai evaluasi peraturan kepemiluan.
“Saya juga banyak sekali mendapat laporan dari berbagai daerah. Ini jadi bahan bagi Komisi II DPR untuk memperbaiki regulasi kepemiluan,” kata politikus senior Partai Demokrat ini.
Terkait coblosan 27 November, Dede Yusuf juga mewanti-wanti faktor cuaca. Khususnya di daerah potensi hujan, longsor, dan puting beliung seperti KBB dan Kabupaten Bandung.
“Harus ada antisipasi dari KPU terhadap kondisi cuaca ini,” katanya. “Yang mencoblos juga usahakan di bawah jam 10. Setelah itu biasanya hujan,” tambah Dede Yusuf.
Di acara tersebut hadir juga Ketua KPU Bandung Barat Ripqi Ahmad Sulaeman. Dia menyatakan aparatur KPU sudah siap melaksanakan pungut hitung Pilkada KBB. (R-03)