LEMBANG, WR – Sejumlah petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendapat kenyataan kurang menyenangkan menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini. Pasalnya ribuan batang cabai alami gagal panen.
Seperti yang dialami Entis (50), petani sayuran asal Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang harus merelakan sekitar 1.500 batang cabai rawit merah dan yang lainnya gagal dipanen.
“Saya ada sekitar 5.000 batang pohon cabai. Sekitar 1.500 itu enggak bisa dipanen karena enggak akan laku,” ungkap Entis saat dihubungi, Selasa (21/3/2022) siang.
Entis menjelaskan penyebab ribuan batang cabainya tidak bisa dipanen, lantaran cabai-cabai, termasuk rawit merah yang harganya paling tinggi itu diserang hama patek.
Patek atau antraknosa merupakan salah satu penyakit yang kerap menyerang tanaman cabai, yang menyerang saat temperatur dan kelembapan udara tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum atau jamur Gloeosporium.
“Buahnya diserang patek akhirnya busuk. Belum lagi ditambah lagi pancarob, hujan terus jadi busuknya lebih cepet,” jelas Entis.
Entis menuturkan dirinya merugi, meski enggan menyebutkan nominalnya. Sebab, ribuan batang pohon cabainya itu tak bisa dijual ke bandar. “Bandar juga enggak akan mau nerima kalau kondisinya begini mah. Jadi ya dibiarin aja,” tururnya.
Terkait harga cabai rawit merah yang sebelumnya sempat meroket hingga Rp 60-70 ribu per kilogram di tingkat petani, kini sudah turun lagi. Dan kini ia menjualnya dikisaran Rp 50 ribu per kilogram.
“Harganya masih baik turun. Sekarang Rp 50 ribu per kilogram. Tapi bisa aja besok naik atau turun lagi,” tandasnya.(AMG)