BANDUNG, WR- Potensi wisata alam di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung mendapat perhatian khusus Dede Yusuf. Politikus Senayan ini menilai masih banyak yang belum digarap.
“Kondisi alam pegunungan Ciwidey cocok dibuat olahraga paragliding dan terbang layang,” ujar Dede Yusuf saat BISA Festival di Happy Farm Ciwidey, Kabupaten Bandung (18/6/2022).
Wakil ketua Komisi X DPR ini minta Pemda Kabupaten Bandung tidak hanya menyandarkan destinasi wisata pada kondisi alam. Ada potensi lain yang bisa digarap. Yakni pariwisata berbasis olahraga (sport tourism).
“Terbang layang atau paragliding bisa jadi potensi sport tourism di kawasan selatan Bandung seperti Pangalengan dan Ciwidey,” ucap ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Demokrat Jawa Barat ini.
Wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini juga melihat potensi lain yang belum dikembangkan. Yakni kehidupan pertanian seperti menanam padi.
Lewat pengemasan yang apik, Dede melihat cara menanam dan panen di sawah bisa dijual ke wisatawan. Itulah konsep performing art di pedesaan. “Di daerah lain sudah tumbuh paket home stay panen padi. Bisa dibuat gerak dan lagunya sehingga menarik wisatawan. Kemudian dikemas jadi produk medsos sehingga tersiar luas,” tegasnya.
Konsep ngamumule seni tradisi, papar Dede sangat bagus. Tapi yang lebih penting lagi kreativitas biar kekinian dan bisa dinikmati generasi milenial. Dede memberi contoh seni Sisingaan.
“Sudah saya bilang ke penggiat seninya bagaimana bentuk dan wajah singanya bisa dikreasi. Saya amati, dari dulu hingga sekarang tampilan patung singa dalam Sisingaan seperti itulah. Kostum pemainnya juga kurang kreasi,” tambahnya.
Alexander Reyaan, direktur wisata minat khusus Kemenparekraf menjelaskan kegiatan Bersih-Indah-Sehat-Aman (BISA Festival). Ada ratusan kegiatan BISA Festival di seluruh Indonesia.
Di Ciwidey, BISA Festival diisi empat pementasan seni budaya. Yakni tari Jaipongan, pencak silat, karinding, dan ibing bedok lubuk. “Semakin banyak sanggar seni di sebuah daerah, maka semakin maju juga perkembangan seni budaya di daerah tersebut,” jelas Alexander.
Alexander mengaku keindahan Pantai Pangandaran lebih bagus dibanding Pantai Kuta di Bali. “Tapi mengapa orang lebih tertarik ke Bali? Karena budayanya menyatu dengan pariwisata. Bukan karena alamnya,” jelas pejabat eselon II Kemenparekraf ini.
Aten Sonadi, Sekdis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung mengaku pihaknya sudah memiliki payung hukum cukup. Sebab, Pemda Kabupaten Bandung telah memiliki Perda No 5/2021 tentang Kebudayaan.
Kemudian diperkuat lagi lewat Perbub No 21/2021 tentang Pemberdayaan Seni Budaya. “Di Indonesia mungkin baru Kabupaten Bandung satu-satunya yang memiliki Perda Kebudayaan,” ucap Aten.
Prof Dr Asep Sumaryana yang jadi Nara sumber dalam diskusi BISA Festival menyarankan Pemda menggunakan konsep Penta Helix. Bagaimana kolaborasi semua sektor ABCGM.
Yaitu pelibatan secara bersama Akademisi, Bisnis, Community (komunitas), Government (pemerintah), dan media. “Semua unsur harus kolaborasi memajukan seni budaya dan ekonomi kreatif,” tegas kepala departemen Administrasi Publik FISIP Unpad ini. (R-03)