BANDUNG, WR- Masa perkuliahan di Indonesia dinilai terlalu lama pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, jumlah satuan kredit semester (SKS) terlalu banyak.
“Kita di Komisi X lagi mendorong agar jumlah SKS untuk lulus sarjana jumlahnya dikurangi,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi dalam kuliah umum di ARS University Bandung, Jumat (14/10/2012).
Di Indonesia, lanjut Dede, untuk jadi sarjana setidaknya harus melewati 140 SKS. Sementara di sejumlah kampus di luar negeri, rata-rata cukup 80 SKS. “Saya coba pelajari di kampus-kampus liar negeri, di sana rata-rata 80 SKS. Dengan begitu ada ruang luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri,” tandasnya.
Jika SKS dikurangi, mahasiswa akan terbuka melakukan kegiatan riset dan aktivitas kemasyarakatan. Terbuka juga peluang aktif di organisasi kemahasiswaan. “Saat ini, mayoritas mahasiswa terkuras habis untuk mengejar SKS. Padahal, pengembangan diri di luar kampus jauh lebih kuat,” kata politikus Partai Demokrat ini.
Hal lain yang mendapat sorotan Dede adalah pola pembelajaran tutorial. Di kampus luar negeri, setiap mahasiswa terbuka untuk minta tutorial kepada dosennya. Tutorial lebih efektif dan mudah dipahami karena komunikasi antara dosen dan mahasiswa jauh lebih intensif.
“Belajar di kelas mungkin saja sulit ditangkap karena setiap mahasiswa punya karakter berbeda. Di luar negeri, mahasiswa bisa minta tutorial kepada dosennya. Tempatnya bisa di mana saja,” papar wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini.
Tutorial bisa dilakukan di perpustakaan. Di bawah pohon lingkungan kampus. Atau bahkan di cafe. “Bapak dan ibu dosen ARS University, jika ada mahasiswa yang minta tutorial di cafe sebaiknya dilayani. Itu adalah pendekatan baru dalam pembelajaran di kampus,” jelas doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini.
Dede yang juga wakil rakyat dari dapil Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ini minta lingkungan kampus menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran. Jangan sampai lulusan perguruan tinggi jadi pengangguran baru.
“Era digitalisasi jadi peluang sekaligus tantangan bagi lingkungan kampus,” tandasnya.
Kuliah umum dilakukan di Kampus ARS University, Jl Terusan Sekolah 1-2 Cicaheum, Antapani, Kota Bandung. Lebih dari 300 mahasiswa baru menyimak serius acara bertajuk Mencetak Mahasiswa Unggul Indonesia tersebut. Turut menyertai Rektor ARS University Prof Dr Purwadhi, M. Pd.
Turut hadir juga Tenaga Ahli Komisi X DPR yang juga Ketua Rumah Aspirasi Rancage Dr M. Akhiri Hailuki dan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bandung Saeful Bachri. (R-03)