BANDUNG, WR- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar bimtek literasi keuangan syariah. Pesertanya para pelaku UMKM di Kabupaten Bandung.
Acara tersebut dilaksanakan di Villa Kancil, Solokan Jeruk, pada Sabtu siang (6/4/2024). Kegiatan dibuka Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi.
Turut hadir Anggara Hayun Anujuprana, direktur akses pembiayaan Kemenparekraf. Juga Tenaga Ahli Komisi X DPR Dr. M Hailuki.
“Pak Dede, 71 persen. pembiayaan pelaku usaha di Indonesia datang dari IMF,” ucap Anggara.
Jangan senang dulu, sebab IMF yang dimaksud bukan lembaga donor internasional. Bukan International Monetary Fund. “IMF yang ini singkatannya individu, mertua, dan famili,” sergah pejabat eselon II Kemenparekraf ini.
Sementara itu, Dede Yusuf bercerita saat dirinya sejak kecil terbiasa mandiri. Termasuk dalam bidang keuangan. Caranya dengan perencanaan keuangan secara tepat.
“Uang jajan sekolah saya sisihkan sebagian buat modal. Saya jualan dan buka jasa peminjaman komik,” kata politikus senior Partai Demokrat ini.
Dari bisnis komik, lalu Dede Yusuf jadi foto model, bintang iklan, main sinetron, dan bintang film. “Saya punya uang dari hasil keringat. Makanya, saya tidak biasa beli barang-barang mewah yang tidak ada manfaatnya,” ucap Dede.
Banyak teman artis dan politisi, lanjut Dede seolah berlomba beli mobil mewah seperti Lamborghini atau Ferrari. Lalu, pakai baju, sepatu, dan jam tangan branded.
“Jika saya pakai mobil dan baju mewah apakah mengubah pandangan seseorang? Lalu, apa manfaatnya bagi masyarakat? Apakah meningkatkan kinerja sebagai pejabat? Kan tidak ada sama sekali. Mendingan orang memandang saya apa adanya sebagai seorang Dede Yusuf,” ungkap wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 ini.
Prinsip itulah yang juga menolong dirinya saat maju kembali jadi Caleg DPR RI. Yang lain mengeluh karena biaya politik naik 3-4 kali lipat dibanding Pemilu 2019.
“Alhamdulillah saya justru turun jadi setengahnya dibanding lima tahun lalu,” tegas doktor Administrasi Publik jebolan Unpad ini.
Hal itu terjadi karena Dede mengaku punya empat fondasi. Yakni perencanaan keuangan yang tepat, punya tim marketing, ada mekanisme konsinyiasi atau bagi beban, dan kendali financial manager.
“Financial manager penting untuk mengatur saku kiri dan saku kanan. Lalu isi kantong bawah sehingga jangan sampai uang politik digabung uang dapur,” paparnya.
Pola kerja dan pembiayaan politik tak berbeda jauh dengan bisnis. Empat fondasi di atas sangat penting dijalankan termasuk pelaku UMKM. (R-03)